JAKARTA, REQnews - Nota keberatan terkait kasus dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya (PT AJS) diajukan oleh terdakwa Piter Rasiman, yang digelar di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat pada Senin 5 April 2021 sekitar pukul 13.10 WIB.
Dalam sidang tersebut Piter manyampaikan bahwa Jaksa Penuntut Umum (JPU) tak bisa membuktikan atas dakwaan yang ditujukan kepadanya. Menurutnya, itu merupakan hal konyol dan keterlaluan, bila dianggap memperkaya Hendrisman Rahim, Hary Prasetyo dan Syahmirwan.
"Saya didakwa telah melakukan tindak pidana korupsi, namun JPU tidak dapat menggambarkan dengan jelas apakah saya telah memberi sesuatu kepada Direksi dan atau Pegawai PT. AJS atau mempengaruhi pihak PT. AJS untuk melakukan apa yang saya inginkan. Lalu, bagaimana JPU dapat berkesimpulan saya melakukan tindak pidana korupsi?," ujar Piter di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin 5 April 2021.
Selain itu, menurutnya, JPU tak bisa membuktikan atau menghadirkan saksi yang dapat menjelaskan bahwa ia melakukan suap atau menyuruh seseorang untuk menyuap. "Dakwaan JPU menurut saya sudah merupakan fitnah keji yang tak berdasar," jelasnya.&nbsp;
Dalam pasar modal, kata dia, untung dan rugi merupakan hal biasa. "Sangat bergantung pada berbagai faktor antara lain kondisi perekonomian dunia, issue politik dalam negeri dan lain lain," katanya.&nbsp;
Piter mengatakan bahwa dalam dakwaannya, JPU menyebut bahwa PT AJS mengalami kerugian sebesar Rp 16 Triliun lebih. "Namun sekali lagi JPU tidak dapat membuktikan bahwa uang tersebut mengalir kepada saya. Lalu mengapa saya dikatakan telah menyebabkan kerugian tersebut?," tanya Piter.&nbsp;
Padahal, lanjutnya, sampai saat ini PT. AJS masih memiliki saham-saham tersebut dan memiliki nilai. Bahkan, harganya cenderung naik saat ini," jelasnya. "Sehingga, apabila ada penurunan nilai, tentu masih bersifat unrealized loss atau potential loss sepanjang saham tersebut belum dijual," ujarnya.
Menurutnya, dalam perkara tersebut, BPK RI dan Penuntut Umum telah mengabaikan fakta bahwa saham-saham tersebut dimiliki oleh PT. AJS dan masih memiliki nilai. "Bahkan dalam beberapa Reksadana juga terdapat deposito berupa cash yang masuk dalam portofolio, namun tetap tidak dianggap memiliki nilai atau nol," jelasnya.&nbsp;
"Dipaksakannya perkara ini untuk tetap berjalan, merupakan sebuah upaya tindakan kriminalisasi terhadap saya!" tegasnya.
Piter mengatakan bahwa Kejaksaan Agung adalah pihak yang harus bertanggungjawab atas kerugian yang dialami PT AJS. "Karena, saham-saham telah disita dan di-suspend sehingga PT. AJS tidak dapat menjual saham-sahamnya," ujar Piter Rasiman.&nbsp;

Kasus PT Jiwasraya, Piter Rasiman Sebut JPU Keterlaluan!

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi