Manila, REQNews.com -- Presiden Rodrigo Duterte menolak permintaan Cina agar Filipina menarik kapal-kapalnya dari wilayah sengketa di Laut Cina Selatan, dan bersumpah tidak akan muncur satu inci pun.
"Kalian bisa membunuhku. Di sini aku tinggal, di sini pula persahabatan kita akan berakhir," kata Duterte dalam pidato nasionalnya.
Cina menghadirkan ratusan kapal di pulau-pulau sengketa di Laut Cina Selatan, termasuk Thitu -- Filipina menyebutnya Pag-asa. Presiden Duterte menghadapi tekanan hebat dari masyarakatnya karena tak bereaksi.
Belakangan, Presiden Duterte mengirim kapal Angkatan Laut (AL) ke Pag-asa, dan berlabuh tak jauh dari instalasi militer Cina. Hubungan Beijing-Manila tegang.
Cina mengimbau Filipina untuk menarik kepal-nya. Presiden Duterte, dalam pidato yang disiarkan secara nasional Jumat 14 Mei, menolak imbauan itu.
Thitu atau Pag-asa adalah pulau terbesar kedua di Kepulauan Spratly. Manila mengumumkan rencana membangun pusat logistik di tempat ini, yang memungkinkan kapal-kapal Filipina mengisi bahan bakar.
Penjaga pantai Filipina juga meningkatkan patroli perairan maritim, dan akan memasang kamera pengintai di seluruh wilayah itu.
"Kami memiliki pendirian di sini," kata Presiden Duterte. "Saya ingin katakan di sini dan sekarang kapal kami di Pag-asa, dan di tempat lain di Laut Cina Selatan, tidak akan mundur satu inci pun," katanya.
Pernyataan Presiden Duterte adalah reaksi terhadap kritik bahwa kedekatan dengan Cina memungkinkan Beijing berulang kali melanggar zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina.
Tahun 2016, setelah dilantik sebagai presiden, Duterte mengumumkan rencana melepas hubungannya dengan AS -- sekutu tradisional Filipina -- demi Cina. Ia juga mengesampingkan kemenangan dalam kasus arbitrase internasional tentang Laut Cina Selatan dengan imbalan perdagangan dan investasi dengan Cina.
Seorang pejabat tinggi di pemerintah Filipina mengatakan Duterte ingin mengejar dua hal; mengembangkan hubungan persahabatan dengan cina seraya menegaskan kedaulatan Filipina.
Dalam beberapa kesempatan Duterte mengatakan adalah bodoh menentang klaim Cina atas Laut Cina Selatan karena itu berarti perang. Baru-baru ini ia mengatakan Cina mengendalikan Laut Filipina Barat, sebutan orang Filipina untuk Laut Cina Selatan, ZEE Filipina.
Dalam pidatonya yang lain, Duterte mengatakan; "Yang terpenting saya tidak ingin melawan Cina, karena kami memiliki hutang sangat dalam untuk bersyukur."
Saat berkampanye untuk menjadi presiden, Duterte mengatakan akan bermain jet-ski dengan bendera Filipina di area sengketa. Kini orang percaya janji kampanye itu adalah lelucon bodoh.
Menjadi lebih bodoh ketika Harry Roque, juru bicara Istana Malacanang, mengatakan Whitsun Reef -- fitur lain yang diperebutkan -- bukan bagian ZEE Filipina.
Seorang pengamat mengatakan pernyataan itu mengindikasikan Filipina adalah pihak yang kalah.

Presiden Duterte Kepada Cina: Saya tak Akan Mundur dari Laut Cina Selatan

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi