Yangon, REQNews.com -- Sedikitnya 73 anak-anak dibunuh oleh tentara rezim militer Myanmar antara 15 Februari sampai 15 Mei, menurut Kementerian Hak Asasi Manusia Pemerintah Persatuan Nasional (NUG).
NUG dibentuk sebagai tandingan terhadap rezim militer. Pemerintahan dijalankan politisi sipil pemenang pemilihan umum yang tak diakui militer.
Beberapa anak-anak, menurut NUG, ditembak saat bermain di dekat atau di dalam rumah. Hampir seluruh pembunuhan terjadi saat polisi dan tentara menggrebek permukiman. Beberapa lainnya tewas saat diajak orang tuanya melakukan protes.
Khin Myo Chit adalah korban termuka. Usianya enam tahun tiga bulan saat ditembak tentara Myanmar yang masuk ke rumahnya. Saat itu Myo Chit duduk di pangkuan ayahnya.
Aye Myat Thu berusia 11 tahun saat ditembak di kepala dari jarak dekat. Ia sedang bermain di halaman rumah ketika tentara datang dan memberondongkan senjata.
Sai Wai Yan berusia 13 tahun. Ia ditembak tentara ketika melarikan diri dari pasukan yang menghadangnya.
Mandalay mencatat kematian anak tertinggi dengan 25 korban. Yangon 13. Korban anak-anak lainnya jatuh saat terjadi pertempuran di Mindat, negara bagian Chin, Kani dan Demoso di wilayah sagaing, serta di negara bagian Kayah.
Anak-anak berada di antara yang terbunuh dan terluka dalam serangan udara rezim di wilayah perlawanan sipil. Kini perlawanan sipil mati-matian mempertahankan diri dari serangan udara dan tindakan keras junta.
Dalam insden terbaru, Aung De yang berusia 13 tahun tewas di rumahnya yang dihantam peluru artileri pada Senin Sore. Saat itu, junta militer menembaki desa-desa di Kotapraja Momauk, negara bagian Kachin.
Di Tadim, negara bagian Chin, seorang bocah usia 10 tahun tewas dalam ledakan. Dua anak lainnya, berusia enam dan sepuluh tahun, terluka.
Sejak kudeta 1 Februari, setidaknya 827 orang terbunuh oleh rezim, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.

73 Anak Dibunuh Rezim Militer Myanmar Dalam Empat Bulan

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi