JAKARTA, REQNews - Dua aksi dari dua golongan dan kepentingan berbeda kemarin Jumat 28 Mei 2021 mendatangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ada massa mendukung KPK dan pihak lainnya mendukung pegawai KPK yang diberhentikan.
Massa yang menamai diri sebagai Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Indonesia Raya (Alpamar) merupakan pendukung KPK. Mereka menggelar aksi di depan Royal Kuningan Hotel karena tidak bisa mendekati dan menggelar aksi di depan Gedung Merah Putih KPK, dikarenakan pihak kepolisian melakukan penyekatan.
Namun, ada fakta yang mengejutkan di mana massa pendemo pendukung Ketua KPK Firli Bahuri rupanya orang bayaran.
Mereka bahkan mengaku tidak tahu alasan di balik keputusan Firli memecat 51 pegawainya.
Tampak massa aksi tersebut beberapa terlihat masih sangat muda, ternyata mereka masih duduk di bangku SMP dan mengaku dibayar. Sementara yang lain, tampak sudah cukup tua.
Damar, misalnya, bagian dari kelompok yang mengatasnamakan diri sebagai Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Indonesia, mengatakan bahwa ia tidak mengetahui alasan berdemo.
&ldquo;Nggak tahu, sih,&rdquo; jawab Damar sambil memegang baliho atribut demo di sekitar Gedung KPK, pada Jumat tadi, 28 Mei 2021, dikutip dari CNN Indonesia.
Yang Damar tahu, yaitu hanya persoalan 51 oknum KPK yang dikeluarkan. Sedangkan ketika ditanya alasannya, Damar mengaku tidak tahu dan bahkan lupa mengenai maksud Tes Wawasan Kebangsaan.
Damar saat ini sedang duduk di bangku kelas 3 di SMP 4. Ia mengatakan dirinya diajak oleh sang paman untuk berdemo.
Ia berkata diiming-imingi akan mendapatkan bayaran. Namun, tidak tahu nominal yang akan diterima.
&ldquo;Katanya, sih, dibayar. Enggak tahu (nominal bayarannya),&rdquo; kata Damar.
Hal yang sama juga diungkapkan Fajri, salah satu massa aksi kelompok yang mengatasnamakan diri sebagai Himpunan Aktivis Milenial Indonesia.
Seperti halnya Damar, Fajri rupanya masih seorang pelajar SMP berusia 15 tahun yang saat ini masih duduk di kelas 8.
&ldquo;Dibayar, sih. Dengernya, sih, dibayar. Enggak tahu (nominalnya), deh. Saya kan baru ikut,&rdquo; ungkap Fajri.
Sementara itu, anggota massa aksi Himpunan Aktivis Milenial Indonesia lainnya, yakni Iwan, ia juga mengaku tidak mengetahui aksi apa yang ia ikuti.
Dengan alasan sedang libur bekerja sebagai office boy (OB) di Pasar Baru, ia lantas menyetujui ajakan temannya ikut aksi.
Namun, teman yang ia maksud sama sekali tak menjelaskan aksi apa yang akan mereka lakukan.
&ldquo;Kagak dibilangin,&rdquo; kata Iwan.
Sementara itu, di sisi lainnya massa tandingan yang mendukung pegawai KPK tak lolos TWK menggelar aksi di Gedung KPK lama. Mereka yang menamai diri dari Koalisi Aksi Masyarakat Sipil Antikorupsi menggelar aksi ritual ruwatan.
Salah satu perwakilan, Raihan Pudol, mengatakan aksi ruwat ini dilakukan untuk menghilangkan roh jahat dari berbagai kalangan terhadap KPK. Menurut dia, selama di bawah kepimpinan Firli Bahuri, KPK lebih banyak melakukan mudarat ketimbang manfaat untuk rakyat.
"Apalagi selama sebulan terakhir, Komisaris Jenderal Firli Bahuri sebagai Ketua KPK telah melakukan kesewenang-wenangan terhadap 75 pegawai KPK dengan melakukan penonaktifan, bahkan pemberhentian kepada 51 di antara pegawai-pegawai tersebut," kata Rehan.
&nbsp;

Parah! Massa Pendukung Firli Mengaku Dibayar dan Tak Paham Soal Pemberhentian Pegawai KPK

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi