Osaka, REQNews.com -- Pyae Lyan Aung, penjaga gawang tim nasional Myanmar, akan mengajukan status pengungsi ke pemerintah Jepang akibat merasa terancam dibunuh penguasa militer negaranya.
Pyae melakukan salut tiga jari sebagai protes atas kudeta militer selama kualifikasi Piala Dunia di Jepang. Ia menolak kembali ke negaranya bersama tim nasional, dan akan mengajukan aplikasi pengungsi ke Biro Layanan Imigrasi Regional Osaka.
Sebelum mengungkapkan rencananya, pesepakbola berusia 27 tahun itu mengunjungi kuil Buddha di Ikeda, Prefektur Osaka, dan berdoa untuk kedamaian di Myanmar.
"Saya menangis saat berdoa," kata Pyae. "Saya ingin kembali ke Myanmar dan bertemu keluarga saya, tapi tidak bisa. Saya pasti diburu penguasa militer."
Pyae juga berharap Jepang membantu sebanyak mungkin penduduk Myanmar yang berusaha melarikan diri.
Pada pertandingan di Chiba, saat Myanmar menghadapi Jepang akhir Mei lalu, Pyae mengangkat tiga jari kanan dengan tulisan We Need Justice saat menyanyikan lagu kebangsaan.
Kepada otoritas imigrasi Bandara Kansaai di prefektur barat, Pyae mengatakan akan tetap berada di Jepang.
Menteri Kehakiman Jepang Yoko Kamikawa mengatakan pemerintahnya akan secara tepat menangani orang-orang Myanmar, sehubungan perubahan situasi di negara yang dulu bernama Burma.
Sejak kudeta militer, Myanmar menjadi tempat mengerikan bagi politisi. Militer menahan politisi NLD dan membiarkan orang-orang USDP, partai bentukan militer, mengambil alih pemerintahan sipil.
Ratusan warga sipil yang memprotes menghadapi dua kemungkinan; ditahan dan disiksa atau mati ditembak di jalanan.

Pesepakbola Myanmar Cari Suaka Politik di Jepang

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi