Saskatchewan, REQNews.com -- Dua tokoh First Nation Saskatchewan menyeru kepada selurh pribumi Kanada untuk memboikot misa Gereja Katolik pekan ini, dan pekan-pekan berikutnya.
Bobby Cameron, ketua Federasi Bangsa Adat Berdaulat, dan Felix Thomas -- kepala suku Kinistin Saulteaux -- untuk tidak menghadiri misa setidaknya sampai uang pembayaran untuk membantu para penyintas dibayarkan.
Keduanya juga menuntut gereja membongkar semua dokumen sekolah asrama, dan Paus Fransiskus datang ke Kanada untuk meminta maaf atas peran gereja menjalankan sekolah seperti dinyatakan dalam serjuan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi.
"Berdoa saja di rumah dalam keheningan," kata Cameron seperti diberitakan CBC News. "Itu akan mengirim pesan yang kuat."
Thomas mengatakan penyintas membutuhkan semua orang untuk berjuang. "Kami membutuhkan juara, dan juara terbesar adalah jemaat," kata Thomas.
Menurut Thomas, satu-satunya yang bisa mereka lakukan adalah menunjukan solidaritas, dengan tidak datang ke gereja pada hari Minggu.
Byron Louis, pemimpin kelompok suku Okanagan, mengatakan pesan boikot akan disampaikan kepada para uskup, uskup agung, dan terus dari lapisan ke lapisan.
 Kompensasi
Penemuan kuburan massal di tiga lokasi bekas sekolah asrama di British Columbia seolah membuka luka lama suku-suku asli Kanada. First Nation, begitu suku asli Kanada menyebut diri, menuntut banyak hal.
Anggota suku-suku asli yang marah membakar sejumlah gereja Katolik. Terakhir dua Gereja Anglikan menjadi sasaran pembakaran.
Kasus kematian, pelecehan, dan asimilasi paksa, di sekolah-sekolah asrama yang dijalankan gereja terungkap sejak lama. Tahun 2005, misalnya, Gereja Katolik menyatakan bersedia membayar kompensasi 25 juta dolar kepada penyintas.
Namun, menurut anggota suku Shoal Lake Cree Nation Percy Miller, Gereja Katolik baru membayar empat juga dolar. Tahun 2016, pengacara gereja berpendapat kesepakatan hanya mewajibkan gereja memberi upaya terbaik, sehingga hakim memutuskan mereka dapat berhenti melakukan pembayaran.
Byron Louis mengatakan penyintas kerap menuntut pembayaran itu, tapi gereja mengatakan tidak punya uang. Padahal, gereja mampu membangun dan merenovasi gereja di seluruh Kanada.
"Apa itu yang akan dilakukan Yesus," kata Louis.
Menurut Louis, Persatuan Kepala Suku di British Columbia mengeluarkan pernyataan yang mencakup seruan kepada gereja untuk membayar sisa 21 juta dolar kompensasi kepada penyintas.
"Kami juga berencana mengajukan mosi penghapusan subsidi tahunan sebesar 17 ribu dolar yang diberikan First Nation kepada keuskupan Katolik setempat untuk biaya pemeliharaan dan perbaikan gereja," kata Louis.
Andre Bear, mahasis hukum Universitas Saskatchewan First Nation, mengatakan fokus utama harus tetap pada pemerintah federal. Bear mengatakan umat Katolik dapat membuat perbedaan besar.
"Saya tahu sulit bagi mereka mengakui gereja mereka berpartisipasi dalam genosida," kata Bear saat acara kemeja oranye untuk mendukung penyintas di kota Saskatoon, Kamis lalu.
Kanada, didorong semangat kolonialisme dan penaklukan, membangun sekolah-sekolah asrama yang dijalankan gereja Katolik, Anglikan, dan masionaris Protestan, di sekujur Kanada.
Gereja Katolik diketahui paling banyak menjalankan sekolah asrama. Program ini dimulai tahun 1890 dan berakhir tahun 1990-an. Sekolah asrama terakhir diketahui ditutup tahun 1997.
Setelah penutupan itu, kisah-kisah menyedihkan muncul ke permukaan. Para korban menceritakan apa yang mereka alami, memicu penyintas dari generasi sebelumnya ikut bersuara.
Elizabeth Fraser, dalam tulisannya berujudul The Stolen Children, mengkat lima kesaksian penyintas yang kini berusia lanjut. Tulisan Fraser fokus pada sekolah asrama Shubenacadie di Nova Scotia dan sekolah harian New Brunswick.
Beberapa dari mereka merahasiakan pengalaman buruk belajar di sekolah gereja selama bertahun-tahun, sampai akhirnya mereka bersedia menceritakan pengalaman menyakitkan itu.
Pada 6 Jun 2021, CBC News juga menurunkan artikel lumayan panjang tentang sejarah sekolah di New Brunswick, yang sedikit diketahui.

Pribumi Kanada Serukan Boikot Gereja Katolik

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi