JAKARTA, REQnews - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) M. Praswad Nugraha buka suara terkait putusan sidang etik Dewan Pengawas KPK soal pemotongan gaji pokok. Menurutnya, dalam putusan itu tersebut Dewas banyak melepaskan pernyataannya dari konteks asli di lapangan.
Dalam sidang etik tersebut, Praswad dinilai terbukti melanggar kode etik oleh Dewas KPK lantaran melakukan perundungan terhadap saksi kasus dugaan korupsi bansos Covid-19, Agustri Yogasmara alias Yogas.
&ldquo;Dalam pembacaan putusan terdapat potongan kata-kata kami yang dilepaskan dari konteks kejadian keseluruhan,&rdquo; ujar Praswad melalui keterangan tertulisnya pada Senin 12 Juli 2021.
Ia pun mengakui bahwa memang beberapa kali dirinya memberikan peringatan kepada Agustri Yogasmara alias Yogas dalam pemeriksaan. &ldquo;Peringatan itu muncul sebagai upaya kami menghentikan ancaman yang dilakukan Agustri Yogasmara ke saksi lainnya,&rdquo; katanya.&nbsp;
Namun, ia mengatakan sebelumnya telah memberikan peringatan awal. Ia pun meminta Yogas aagr saksi tak berbohong dalam memberikan keterangan. &ldquo;Itu merupakan teknik interogasi dalam penyidikan,&rdquo; kata Praswad.
Diketahui, ia bersama dengan rekan lainnya yaitu Muhammad Nur Prayoga dinyatakan bersalah oleh Dewan Pengawas KPK telah melanggar kode etik. Mereka dinilai telah melakukan perundungan dan pelecehan terhadap Yogas.
Beberapa kalimat yang dianggap merundung adalah: &ldquo;Lu emang siapa, sampai ada orang datang ke sini beli 3 juta paket?&rdquo; dan &ldquo;Koruptor itu baik semua Pak, yang kita tahan soleh semua, tapi soal duit semua jadi beda&rdquo;.
Kemudian, penyidik juga dianggap telah menunjukkan gestur, seolah akan melemparkan sesuatu. Dewas memberikan sanksi sedang berupa pemotongan gaji 10 persen selama 6 bulan. Nur Prayoga disanksi ringan berupa surat peringatan 1 selama 3 bulan.
Ia pun menganggap bahwa hukuman itu tak seberapa, dibandingkan dengan kerugian yang dialami oleh masyarakat karena korupsi bansos. &ldquo;Hukuman kepada kami tidak luar biasa,&rdquo; kata dia.
Praswad Nugraha menilai putusan sidang etik Dewan Pengawas KPK soal pemotongan gaji pokok sebagai serangan balik dari para koruptor.
"Menurut saya ini kan memang serangan balik dari koruptor ketika kemudian serangan begini sudah biasa saja karena kasusnya sebegitu besarnya Rp6,4 triliun. Perang yang terlibat high profile, Yogas (pelapor saya) juga operator Ihsan Yunus," kata dia.

Dewas KPK Pangkas Gaji Penyidik, Praswad: Tak Sebanding dengan Kerugian Rakyat

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi