JAKARTA, REQNews - Para peneliti dari University of East Anglia dan Earlham Institute mengeluarkan peringatan mengejutkan pekan ini.
Mereka mengatakan, melonggarkan pembatasan Covid-19 lebih awal akan menyebabkan munculnya strain virus Corona baru yang kebal vaksin dan bakal muncul varian baru. Pasalnya, tingkat inokulasi global saat ini masih tergolong rendah.
"Pembatasan yang melonggarkan meningkatkan penularan dan memungkinkan populasi virus berkembang, yang meningkatkan potensi evolusioner adaptif dan meningkatkan risiko strain resisten vaksin yang muncul melalui proses yang dikenal sebagai antigenic drift," demikian peringatan yang dikeluarkan oleh para peneliti, dikutip Kamis, 29 Juli 2021.
Lebih lanjut mereka menjelaskan bahwa umat manusia saat ini berada dalam situasi "perlombaan senjata" melawan virus Corona, yang diperangi dengan vaksin, teknologi, dan perubahan perilaku. Namun, para peneliti memperingatkan bahwa virus selalu dapat beradaptasi.
Mereka memperingatkan, risiko pengembangan varian baru tetap tinggi mengingat tingkat vaksinasi global tidak merata.
Angka dari Our World in Data menunjukkan bahwa saat ini hanya kurang dari 14 persen orang di seluruh dunia telah divaksinasi penuh terhadap Covid-19.
Para peneliti mengidentifikasi kendala lain yang dapat menyebabkan varian baru, seperti fakta bahwa tidak semua kelompok umur memenuhi syarat untuk diinokulasi terhadap virus Corona.
Sebagai contoh, beberapa negara, seperti Inggris, belum meluncurkan kampanye vaksinasi skala besar untuk anak di bawah umur. Para peneliti berteori bahwa strain baru dapat berevolusi dengan penularan yang lebih tinggi pada anak-anak.
"Vaksinasi anak-anak mungkin diperlukan untuk mengendalikan munculnya varian baru," kata laporan para peneliti tersebut, sebagaimana dimuat Russia Today.
Sejalan dengan laporan terbaru ini, pada bulan Juni lalu sudah terbit studi serupa dalam jurnal sains "Nature".
Para peneliti menemukan bahwa varian Delta, strain mutan dari virus Corona, mengurangi kemanjuran vaksin Pfizer dan AstraZeneca.
Temuan menunjukkan bahwa satu dosis dari salah satu dari keduanya hampir tidak menghasilkan antibodi dan hanya sekitar 10 persen efektif.
Namun, vaksin lebih efektif melawan varian Alpha yang lebih tua. Dua dosis AstraZeneca dan Pfizer menghasilkan kemanjuran yang jauh lebih tinggi terhadap Delta masing-masing 60 persen dan 88 persen.

Gawat Nih! Peneliti Mulai Ketar-ketir, Muncul Strain Virus Corona yang Kebal Vaksin

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi