JAKARTA, REQnews - Pakar politik dan hukum Universitas Nasional (Unas), Saiful Anam, curiga bahwa pandemi Covid-19 hanya untuk legitimasi untuk mencari utang yang dilakukan oleh rezim saat ini.
Sehingga, menurutnya, bisa jadi seolah-olah Indonesia dalam keadaan genting corona yang diakibatkan penanganan yang tidak sesuai dengan UU. Saiful khawatir jika pola keuangan negara di era Jokowi terus seperti saat ini, maka rakyat yang menanggung beban berat utang negara.
"Kalau hanya bisanya (utang) demikian, maka tentu rakyat yang akan menjadi korban harus menanggung beban utang negara," ujarnya, Minggu, 1 Agustus 2021.
Untuk diketahui, posisi utang pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) per akhir Juni 2021 tercatat sebanyak Rp 6.554,56 triliun. Dengan beban utang sebanyak itu, rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menyentuh 41,35 persen.
Hingga saat ini pemerintahan Joko Widodo terus melakukan pinjaman utang ke luar negeri di tengah pandemi virus corona baru. Pada semeter II tahun 2021, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan akan mencari tambahan utang sebesar Rp 515,1 triliun.
Kemenkeu mengklaim, angka utang itu lebih rendah dari rencana Undang Undang APBN 2021. Sri Mulyani menyatakan mengurangi kenaikan utang yang awalnya Rp 1.1177 triliun menjadi Rp 958 triliun atau turun 18,6 persen.

Pakar: Pandemi Covid jangan Dijadikan Legitimasi Cari Utang Sebanyak-banyaknya

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi