JAKARTA, REQnews - Direktur Eksekutif Lokataru Foundation, Haris Azhar menyebut seremoni kasus sumbangan Rp 2 Triliun keluarga Akidi Tio hanya ajang cari panggung para pejabat. Menurutnya, kasus tersebut juga tidak dapat ditarik ke unsur pidana.&nbsp;
Haris Azhar menilai pihak yang salah dalam persoalan ini adalah pejabat yang menerima sumbangan tersebut. Bahkan, ajang tersebut terkesan mubadzir dan buang-buang waktu serta tenaga.
Terlebih jika pihak kepolisian meladeni sesuatu tanpa kehati-hatian. "Kalau polisi periksa orang yang ngeprank, ngapain? Kayak enggak ada aja peristiwa lain yang harus diperiksa," ujar Haris dalam keterangannya, Senin 2 Agustus 2021.
Pegiat HAM itu mengatakan seharusnya sejak awal Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan alias PPATK dan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK dilibatkan untuk memeriksa seseorang. "Jangan-jangan ketidakbecusan polisi memeriksa didalilkan sebagai penipuan, duit Rp 2 triliun itu kan gede," ujar Haris.
Menurutnya, wajar saja bila aparat sejak awal memeriksa dari mana uang yang akan disumbangkan. "Ini kan mau nyumbang silakan diperiksa," kata dia.
Terlebih, niat seseorang untuk menyumbang bukanlah sebuah janji. Pihak yang menyumbang pun bisa saja mengirimkan bantuan tersebut, atau membatalkannya.
Terkait permasalahan itu, seharusnya tidak ada jeratan hukum, karena bukan janji yang terikat dan hanya seremonial. "Kenapa urusan begini dipidana, itu bodohnya pemerintah kenapa percaya percaya saja," katanya.&nbsp;
Ia pun menyebut, seremoni hanya terjadi jika sudah ada hitam di atas putih dari rencana sumbangan tersebut, atau dana yang akan disumbangkan sudah ditransfer. "Kalau enggak ada itu semua, tidak boleh seremonial. Ini bukti pejabat cari panggung," kata dia.&nbsp;
Ia pun mengatakan pemerintah harus lebih hati-hati apabila ada pihak yang mengatakan punya uang dan hendak menyumbang.
"Kalau ada orang teriak di jalan atau media sosial bahwa dia punya uang dan mau menyumbang biar saja, itu hak dia. Kalau orang tersebut datang ke pejabat negara atau seseorang, apalagi untuk penanganan situasi kritis ya dicek terlebih dahulu, bukan buru-buru dipanggungkan," kata Haris.
Diketahui, hal itu diungkapkan Haris terkait dengan kasus sumbangan Rp 2 triliun dari keluarga almarhum Akidi Tio. Namun, Kepolisian Daerah Sumatera Selatan belum kunjung menerima sumbangan tersebut.
Kepolisian Daerah Sumatera Selatan pun memeriksa tiga anggota keluarga almarhum Akidi Tio, yaitu anak perempuan almarhum Heriyanti, anak menantu Rudi Sutadi, cucu almarhum Akidi, serta seorang dokter pribadi keluarga, Hardi Darmawan.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumatera Selatan, Kombes Hisar Siallangan di Palembang mengatakan polisi meminta keterangan soal kepastian uang senilai Rp 2 triliun tersebut lantaran sampai saat ini belum ada.
Ia mengatakan, padahal saat ini sudah jatuh tempo pencairan. "Semestinya hari ini sudah ada uang tersebut, tapi saat kita tunggu sampai pukul 14.00 WIB uang tersebut belum ada di Rekening Giro Bank Mandiri milik mereka, oleh karena itu kita panggil mereka untuk dimintai kejelasan," kata Hisar.

Prank Donasi Rp 2 T Akidi Tio, Haris: Pejabat Kompak Cari Panggung

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi