JAKARTA, REQnews - Meskipun ditentang banyak kalangan, desas-desus soal jabatan presiden tiga periode dan perpanjangan masa jabatan presiden kembali mengemuka. Bahkan, beberapa elemen relawan Presiden Joko Widodo mendukung wacana tersebut.
Salah satu yang tak seuju dan menentang adalah Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI). Menurut mereka, wacana masa jabatan presiden tiga periode melalui amendemen UUD 1945 mengkhianati reformasi dan melenceng jauh dari semangat perjuangan para mahasiswa di tahun 1998.
Koordinator Pusat BEM SI, Nofrian Fadil Akbar menegaskan, pihaknya telah memulai kajian dalam rangka mengawal isu amandemen konstitusi. BEM SI juga sudah mulai bergerak ke sejumlah pihak untuk mencari tahu detail rencana amandemen UUD 1945. "Ini sebuah kemunduran. Tahun 1998 banyak mahasiswa, pemuda, berdarah-darah untuk menyuarakan reformasi. Hari ini, seakan-akan perjuangan itu dikhianati," katanya, Jumat, 3 September 2021.
Ditegaskan Nofrian, BEM SI berjanji akan tetap mengawasi perkembangan wacana tersebut. Meski demikian, dia belum bisa memastikan apakah akan melakukan aksi unjuk rasa dalam menolak wacana tersebut. "Kita pasti akan mengawal karena bersinggungan dengan isu-isu masyarakat, kebangsaan," ujarnya.
Sebelumnya, wacana amandemen UUD 1945 kembali bergulir. Wakil Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyatakan, perlu ada amandemen untuk menambah wewenang MPR merumuskan Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN).
Meski begitu, pihak Istana tegas menyebut Jokowi menolak wacana penambahan periode atau masa jabatan presiden lewat amandemen. Hal itu disampaikan Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman.
"Presiden sudah tegas menyatakan tegak lurus UUD 1945 dan amanah reformasi 1998. Sudah dua kali di depan publik menyatakan menolak wacana presiden tiga periode," ucap Fadjroel.
&nbsp;

Wacana Presiden Tiga Periode Ditolak Mentah-mentah oleh BEM SI

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi