JAKARTA, REQnews - Putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Alissa Wahid menyayangkan terjadinya insiden pengrusakan masjid Ahmadiyah di Desa Balai Harapan, Kecamatan Tempunak, Sintang, Kalimantan Barat pada Jumat, 3 September 2021.
Lewat akun Twitternya, @AlissaWahid membagikan sejumlah video dan foto insiden tersebut. Dalam video dan foto itu tampak sejumlah aparat ada di lokasi kejadian.
Namun mereka tak sanggup menggagalkan aksi massa yang berjumlah sekitar 200 orang. Alhasil pengrusakan hingga pembakaran masjid Ahmadiyah pun terjadi.
"Ada barisan polisi di sana pada saat perusakan ini terjadi. Saya tidak tahu mengapa perusakannya bisa dibiarkan, pak @jokowi," cuit Alissa, dikutip Sabtu, 4 September 2021.
Direktur Nasional GusDurian Network Indonesia (GNI) ini lantas menanggapi komentar netizen yang menyebut pengrusakan Masjid Ahmadiyah sesuai syariat.
"Syariat siapa yang mengajarkan boleh merusak bangunan orang lain, main hakim sendiri, meneror?," tanya Alissa.
"Anda boleh tidak setuju keyakinan orang Ahmadiyah. #GusDur pun tidak setuju. Itu tidak membuat anda atau siapapun punya hak merusak bangunan orang &amp; main hakim sendiri," tegasnya.
Menurut Alissa, merusak bangunan orang lain merupakan pelanggaran hak konstitusional warga.
"Sekelompok orang mengatasnamakan umat Islam merusak bangunan masjid Ahmadiyah di Sintang. Apapun alasannya, ini tindakan melanggar hukum: perusakan bangunan milik orang, pelanggaran hak konstitusional warga, tindakan teror, dst. Masa praktik seperti ini dibiarkan, pak @jokowi?," katanya.
Lebih lanjut, Alissa menegaskan bahwa hak beribadah adalah hak konstitusi yang pemenuhannya dijamin oleh negara.
"Triliunan rupiah kita habiskan untuk memilih Presiden dan kepala-kepala daerah, ya untuk menjalankan itu," tandasnya.

Putri Gus Dur Protes ke Presiden: Ada Polisi, Mengapa Pengrusakan Dibiarkan Pak Jokowi?

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi