JAKARTA, REQnews - Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman melayangkan laporan terkait dengan kasus tindak pidana korupsi pemalsuan paspor atas nama Adelin Lis, pada Senin 20 September 2021. Laporan tersebut ditujukan kepada&nbsp;Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus, Kejaksaan Agung.
"Berdasar pemberitaan media massa, tertangkapnya Adelin Lis buron Kejagung oleh otoritas Imigrasi dan Pos Pemeriksaan (ICA) Singapura pada 28 Mei 2018 dikarenakan diduga menggunakan paspor asli tapi palsu (ASPAL) dengan nama Hendro Leonardi," kata Boyamin dalam laporan tersebut.
Ia mengatakan bahwa&nbsp;Adelin Lis diduga menggunakan paspor dengan nama Hendro Leonardi. Kemudian sebanyak empat kali Adelin memasuki Singapura sepanjang 2017-2018.
Boyamin menyebut bahwa paspor atas nama Hendro Leonardi diduga diterbitkan oleh kantor Imigrasi Jakarta Utara dengan nomor A 5947562. "Yang berlaku 28 Juni 2013 sampai 28 Juni 2018 dan Nomor: S 250857 masa berlaku 2 Juli 2008 sampai 2 juli 2013," katanya.
Berdasarkan&nbsp;hal tersebut, pihaknya pun mendesak agar segera dilakukan proses hukum tindak pidana korupsi secara professional sesuai dengan aturan yang berlaku.
Yaitu, berupa penyidikan terhadap oknum pejabat Imigrasi Jakarta Utara berinisial S yang diduga menerbitkan paspor aspal atas nama Hendro Leonardi.
Menurutnya sesuai dengan rumusan Pasal 9 Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang berbunyi,
&ldquo;Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang diberi tugas menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara waktu, dengan sengaja memalsu buku-buku atau daftar daftar yang khusus untuk pemeriksaan administrasi.&rdquo;
Adelin Lis adalah owner PT Mujur Timber Group dan PT Keang Nam Development Indonesia, yang menjadi buronan Kejaksaan Agung dalam kasus pembalakan liar di hutan Mandailing Natal, Sumatera Utara.
MA memvonis Adelin Lis 10 tahun penjara serta membayar uang pengganti Rp 119,8 miliar dan dana reboisasi 2,938 juta dollar AS. Namun, kejaksaan tidak bisa mengeksekusi karena yang bersangkutan lebih dahulu kabur ke Singapura.
Sebelum ditangkap di Singapura dan diterbangkan ke Indonesia pada Juni 2021, ternyata Adelin Lis memalsukan paspor dengan nama Hendro Leonardi untuk bisa terbang ke Singapura.
Kaburnya Adelin Lis ke luar negeri disinyalir atas peran seseorang berinisial S yang waktu itu menjabat sebagai Kakanwil Imigrasi Jakarta Utara. Ia diduga berperan sebagai yang menandatangani paspor palsu Adelin Lis dengan nama palsu Hendro Leonardi.
S yang kini menjabat sebagai Kepala Biro Kepegawaian Kemenkumham saat dikonfirmasi berkali-kali tidak merespon atas kejadian itu. Dirinya memilih bungkam dengan alasan sudah dijelaskan pejabat yang berwenang yakni Humas Ditjen Imigrasi.

Dugaan Korupsi Pemalsuan Paspor Adelin Lis, MAKI Desak Kejagung Lakukan Penyelidikan

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi