JAKARTA, REQnews - Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun merespons soal 56 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang akan diberhentikan secara hormat pada 30 September 2021. Ia mengatakan,&nbsp;negara mampu membuang penyidik yang telah berpengalaman dan berdedikasi tinggi, khususnya Penyidik Senior KPK Novel Baswedan.
"Sudah capek-capek mendidik 56 pegawai KPK berpengalaman termasuk Novel Baswedan. Akhirnya dibuang oleh karena tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan," ucap Refly Harun di Jakarta, Rabu, 22 September 2021.
Menurut Refly Harun, sangat disayangkan jika negara menyingkirkan orang-orang baik yang punya dedikasi, profesionalisme, dan rekam jejak yang baik.
"Apalagi di wilayah pemberantasan korupsi, di mana sebenarnya kita membutuhkan sosok yang berdedikasi. Tidak mudah menjadi pemberantas korupsi," ujar dia.
Refly mengatakan, bukan tanpa alasan berkata demikian, lantaran memberantas korupsi selalu berhadapan dengan risiko yang besar.
"Alih-alih dipertahankan dan diapresiasi, mereka rupanya disingkirkan. Ya, kalau ada TWK, itu juga hanya sarana. Yang penting niatnya," ucap Refly Harun.
Menurut Refly Harun, sangat mudah untuk mempertahankan 56 pegawai antirasuah tersebut. Namun, kata dia, para pejuang antikorupsi tersebut mudah pula disingkirkan.
"Justru tidak menimbulkan masalah kalau dipertahankan. Akan tetapi, karena memang niatnya menyingkirkan. Mau diapakan lagi?" ucap dia.

56 Pegawai KPK Dipecat Tanpa Pesangon, Refly Harun: Niatnya Menyingkirkan, Mau Diapakan Lagi?

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi