JAKARTA, REQnews - Pengamat hukum Tata Negara, Refly Harun mengomentari perdebatan antara Yusril Ihza Mahendra dan Andi Arief soal pencalonan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004. Menurut dia,&nbsp;pernyataan Yusril Mahendra ada kekeliruan.
"Sepertinya Yusril keliru. Baik 2004 maupun 2009 itu Demokrat bisa standing alone tanpa menggandeng mitra koalisi mereka bisa mencalonkan SBY dan pasangannya sebagai capres dan cawapres," kata Refly, di kanal Youtube Refly Harun, Senin, 27 September 2021.
Refly Harun mengatakan, meski di Pemilu 2004 Demokrat hanya meraih 7 persen, SBY tetap bisa jadi Capres di Pilpres 2004.
Hal tersebut dikarenakan, kata dia, dasar Pilpres 2004 adalah UU Nomor 23 Tahun 2003. Di mana, pasal 5 UU 23 menyebutkan syarat threshold adalah 15 persen jumlah kursi atay 20 persen perolehan suara sah nasional.
Itulah mengapa, pada Pilpres 2004 muncul 5 pasangan capres dan cawapres. Yakni, SBY-JK, Megawati-Hasyim Muzadi, Wiranto-Shalahuddin Wahid, Amien Rais-Siswono Yudohusodo dan Hamzah Haz-Agum Gumelar.
"Ternyata pada 2009, Demokrat satu-satunya partai yang bisa standing alone karena kursinya 26 persen walaupun suaranya cuma 21 persen," ucap Refly Harun.
Refly Harun mengatakan, pernyataan Yusril soal SBY yang tidak bisa maju jadi presiden di Pilpres 2004 tanpa PBB adalah keliru.
"Saya tidak tahu darimana hitungannya Yusril ketika mengatakan kalau tidak ada tanda tangan PBB, SBY tidak jadi presiden. Mungkin keliru, lupa," ujar dia.
Sebelumnya, perdebatan antara Yusril Ihza Mahendra dan Andi Arief terjadi saat Yusril menjadi pengacara eks kader Demokrat yang menggugat AS/ART Partai Demokrat ke Mahkamah Agung. Dari perdebatan ini, Yusril membahas, tanpa dukungan dari Partai Bulan Bintang (PBB), SBY tidak bisa maju di Pilpres 2004.

Debat Yusril Ihza Mahendra dan Andi Arief Soal SBY, Refly Harun: Sepertinya Yusril Keliru

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi