SUMATERA UTARA, REQNews&nbsp; &ndash; Seorang anak menjadi tersangka usai melaporkan ayahnya atas dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Dimana sang ayah disebut sebagai seorang perwira polisi.
Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Sumatera Utara yang mendampingi anak berinisial MFA (16) menyebut anak tersebut menjadi tersangka usai dilaporkan balik oleh ayahnya (PJ) yang disebut sebagai perwira polisi.
Peristiwa terjadi di Pematangsiantar, Sumatera Utara (Sumut) dan ayah yang dilaporkan anaknya tersebut anggota Polri berpangkat Ipda di Polres Pematangsiantar.
Sementara itu, ibu korban, Y, menceritakan kisah anaknya diduga menjadi korban KDRT, saat itu sang suami ngambil sapu mukulin anak anaknya, bukan cuma mukul tapi sapu itu ditindihkan ke leher anaknya sampai jatuh.
Y menambahkan bahwa perlakukan kasar yang dilakukan pelaku sudah bertahun-tahun mereka alami. Selain dialami korban MFA, kekerasan juga dialami anak perempuannya sejak 2015 hingga akhirnya menikah dan tinggal terpisah. &ldquo;Ini yang kemudian menjadi pertimbangan untuk melanjutkan kasus tersebut agar pelaku berubah,&rdquo; jelas Y.
Kejadian ini menurut Wakil Ketua LPAI Sumut Komalasari sangat ironis, anak di bawah umur yang menjadi korban kekerasan ayah kandungnya sendiri malah menjadi tersangka atas laporan balik ayahnya.
Komalasari mengatakan laporan MFA kepada ayahnya itu bernomor LP/2332/XII/2020/SUMUT/SPKT tertanggal 3 Desember 2020.
Karena merasa laporan tidak ditanggapi di Polres Pematangsiantar, maka mereka membuat laporan soal dugaan KDRT ke Polda Sumut.
&ldquo;Laporan itu tidak diproses di Polres Pematangsiantar. Pelapor dan korban yang datang ke sana malah diarahkan bertemu Wakapolres dan Kasi Propam yang menurut kita justru mengintimidasi korban dan orang tuanya agar tidak melaporkan kasus itu. Karena itu orang tua korban mengadu ke LPAI dan mendapat pendampingan membuat laporan kasus itu ke Polda Sumut pada 3 Desember 2020 sehari setelah peristiwa kekerasan itu terjadi,&rdquo; ucap Komalasari.
Komalasari mengatakan PJ membuat laporan balik terhadap MFA. Laporan itu bernomor LP/27/I/2021/SU/STR tanggal 14 Januari 2021 tentang kekerasan fisik dalam keluarga. Komalasari juga menyebut MFA kemudian ditetapkan sebagai tersangka pada 8 Oktober 2021. Dia menilai penetapan ini tidak tepat.
&ldquo;Dari proses panjang laporan kasus kekerasan terhadap anak dan KDRT yang dialami korban MFA ini, kemudian muncul laporan balik dari pelaku yang kita simpulkan sebagai rekayasa dengan tujuan untuk menghentikan laporan Y dan MFA terhadap pelaku. Terlebih luka yang dialami pelaku dalam laporannya pada tanggal 14 januari 2021 itu soal peristiwa yang terjadi pada 2 desember 2020, kan aneh kalau laporan itu diterima,&rdquo; tutur Komalasari.
&nbsp;

Laporkan Ayah yang Seorang Polisi Dugaan KDRT, Anak Usia 16 Tahun Malah Jadi Tersangka

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi