JAKARTA, REQnews - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti menyoroti adanya dua anggota Kepolisian RI (Polri) yang diduga menjual amunisi kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Apabila hal ini benar, maka tindakan tersebut menurutnya menjadi suatu bentuk pengkhianatan terhadap institusi Polri dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Jika terbukti benar menjual amunisi kepada KKB, maka mereka adalah pengkhianat," kata anggota Kompolnas Poengky Indarti kepada saat dikonfirmasi wartawan di Jakarta, Jumat, 29 Oktober 2021, dikutip dari Antara.
Poengky menyebutkan, tindakan dua anggota kepolisian dari Polres Nabire dan Polres Yapen ini harus dihukum berat, seperti hukuman mati.
"Jika terbukti benar, harus dihukum berat," ujar Poengky menegaskan.
Menurut Poengky, tindakan kedua oknum polisi tersebut dapat dijerat dengan Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951.
Berdasarkan Undang-Undang tersebut tindakan kedua polisi itu dapat dijatuhi hukuman mati atau seumur hidup.
"Atau bisa penjara setinggi-tingginya 20 tahun," kata dia.
Poengky menilai kejadian ini bertentangan dengan upaya Polri bersama TNI yang tergabung dalam Satgas Nemangkawi, tengah berusaha memberantas KKB di Papua.
Ia katakan, KKB yang dilabeli teroris oleh pemerintah ini sudah melakukan teror kepada masyarakat dan aparat keamanan di Papua.
"Sungguh ironis, di satu sisi Polri-TNI tergabung dalam Satgas Nemangkawi berusaha memberantas KKB di Papua yang sudah melakukan teror kepada masyarakat dan aparat keamanan, tetapi di sisi lain ada oknum polisi yang malah menjual amunisi ke KKB," kata Poengky.
Sebelumnya, dua personel Polda Papua yang berasal dari Polres Nabire dan Polres Yapen ditangkap oleh Satgas Operasi Nemangkawi di Nabire, karena diduga terlibat penjualan amunisi kepada KKB Papua. []

Kasus Jual Amunisi ke KKB Papua, Kompolnas: Oknum Polisi Pengkhianat!

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi