ACEH, REQnews - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menyebut jika pemasangan jerat yang mengakibatkan kematian satwa dilindungi dapat dijerat sanksi pidana.
"Pelaku yang menyebabkan kematian satwa dilindungi dapat dikenakan sanksi pidana sesuai peraturan perundangan-undangan yang berlaku," kata Kepala BKSDA Aceh, Agus Arianto kepada wartawan dikutip pada Jumat 19 November 2021.
Agus pun&nbsp;menghimbau kepada masyarakat agar tidak memasang jerat maupun racun di kawasan hutan karena mengancam kelestarian satwa dilindungi. Ia menyebut bahwa baru-baru ini kasus kematian satwa dilindungi terjadi di Aceh akibat belalainya terkena jerat.
Saat itu, satu individu gajah Sumatera (elephas maximus sumatrabus) dengan jenis kelamin betina masih berusia satu tahun mati saat dalam perawatan setelah belalainya putus terkena jerat. Gajah itu pun dievakuasi dalam kondisi kritis dari Desa Alue Meuraksa, Kecamatan Teunom, Kabupaten Aceh Jaya.
"Hasil nekropsi tim medis, anak gajah tersebut mengalami infeksi sekunder akibat luka terbuka berlangsung lama karena jerat. Selain itu, pencernaannya terganggu karena asupan makanan tidak optimal setelah belalainya terkena jerat," katanya.
Ia mengatakan bahwa&nbsp;kematian satwa dilindungi merupakan kabar menyedihkan.&nbsp;Agus pun engajak masyarakat agar menjaga kelestarian alam khususnya satwa liar seperti gajah dan lainnya dengan tidak merusak hutan dan memasang jerat maupun racun.
"Selain itu juga tidak menangkap, melukai, membunuh maupun memperniagakan bagian tubuh satwa dilindungi. Satwa dilindungi tersebut merupakan spesies berisiko tinggi untuk punah di alam liar," ujarnya.
&nbsp;
&nbsp;

Anak Gajah Mati Gegara Belalai Putus, BKSDA Aceh Ancam Pidana Pelaku Jerat

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi