JAKARTA, REQnews -&nbsp;Pemerintah Afrika Selatan (Afsel) tidak terima dengan perlakuan puluhan negara yang menerapkan pembatasan perjalanan karena penyebara varian Covid-19 Omicron.
Seperti diketahui, varian baru ini disebut jauh lebih cepat menyebar dibanding mutasi-mutasi sebelumnya. Kasusnya juga sudah ditemui di banyak negara, meskipun belum ada laporan kematian.
Dalam pernyataannya, Presiden Afsel Cyril Ramaphosa menyebut, keputusan pembatasan perjalanan oleh berbagai negara itu tidak adil dan serupa seperti praktik apartheid dalam bidang kesehatan.
&ldquo;Sebagai Afsel, kami berdiri teguh melawan segala bentuk apartheid kesehatan dalam perang melawan pandemi,&rdquo; kata Ramaphosa, Kamis 2 Desember 2021.
Bukan hanya Afsel, sejumlah negara lain di Benua Afrika juga warganya dibatasi bahkan dilarang masuk ke negara lainnya.
Menurut Ramaphosa, harusnya dunia berterima kasih karena ilmuwan merekalah yang pertama mengetahui dan mendeteksi keberadaan Omicron.
Sehingga, pembatasan yang diterapkan berbagai negara, baginya adalah tamparan serius atas keunggulan Afsel dalam bidang kesehatan dalam memerangi pandemi.
&ldquo;Larangan ini akan menyebabkan kerusakan tak terhitung, khususnya pada industri perjalanan dan pariwisata yang menopang bisnis serta mata pencaharian di Afsel dan kawasan Afrika," ujar Ramaphosa.
&nbsp;

Dikambinghitamkan karena Penyebaran Omicron, Afrika Selatan Marah Besar

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi