JAKARTA, REQnews -&nbsp;Polda Metro Jaya menghentikan kasus bus Transjakarta yang menabrak seorang pejalan kaki saat menyebrang di Jalan Raya Taman Marga Satwa Rata Gotong, wilayah Ragunan, Jakarta Selatan yang peristiwanya terjadi pada Senin 6 Desember 2021 lalu.
Menurut Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro AKBP Argo Wiyono, penyidik sebenarnya sudah merampungkan hasil gelar perkara, namun karena unsur minimal dua alat bukti tidak terpenuhi, sehingga kasus dihentikan dan sopir bus Transjakarta tidak ditetapkan sebagai tersangka.
"Hasil gelar perkara yang bersangkutan sopir atas nama YH tidak cukup unsur untuk dijadikan tersangka yang melanggar unsur Pasal 310 Ayat 4," kata Argo, Selasa 14 Desember.
Ia menjelaskan, YH tak bisa dijadikan tersangka, karena berdasarkan hasil pengamatan rekaman CCTV di TKP, terlihat jarak bus dengan pejalan kaki terlalu dekat, sehingga tak sempat dilakukan pengereman.
"Artinya jarak 4 meter, dengan kecepatan 30 KM per jam itu pengemudi tidak bisa melakukan pengereman. Jadi minimal jarak pengereman minimal 14 meter dengan kondisi jalan basah, kalau kering 10 meter dengan jarak,"&nbsp;ujarnya.
Apalagi, korban muncul secara tiba-tiba melintasi separator batas jalur busway. Kemudian, di jalur itu tak ada ruang gerak, sehingga sopir tidak bisa ke kiri dan ke kanan untuk menghindar.
"Ke kiri nabrak separator mungkin fatalitas lebih tinggi kalau ke kanan nabrak pembatas. Jadi memang tidak bisa sempat menghindar," ujar Argo.
Selanjutnya, Argo mengatakan dari sisi korban selaku pejalan kaki dianggap turut melanggar, karena menyeberang di luar tempat yang telah disediakan.
"Nah 50 meter dari lokasi kecelakaan itu ada jembatan penyeberangan. Dan jalur busway itu steril jadi sopir ini tidak aware tidak tau kalau bakal yg bakal menyeberang," kata dia.
Argo menambahkan, jika dalam insiden kecelakaan ini, penyidik menyimpulkan bahwa unsur kelalaian yang disematkan kepada YH selaku Sopir Tranjakarta tidak bisa dikenakan, karena dari korban pejalan kaki juga dianggap melakukan kelalaian.
"Jadi kesimpulannya tidak terpenuhi. Karena pejalan kaki juga punya kelalaian," ucapnya.
Bahkan, Argo menilai dari hasil pemeriksaan, sebenarnya unsur kelalaian malah berpotensi dikenakan kepada si pejalan kaki berinisial RH yang tewas akibat kejadian ini.

Kasus Transjakarta Tabrak Pejalan Kaki di Ragunan Dihentikan, Alat Bukti Tidak Terpenuhi

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi