JAKARTA, REQnews -&nbsp;Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meminta para ustaz, dai atau penceramah agar mengedepankan kesantunan sesuai ajaran Islam dalam berdakwah.
Prinsip rahmatan lil 'aalamin haruslah dijunjung tinggi, dengan tidak memprovokasi hingga menimbulkan kegaduhan publik.
"Ceramah harus disampaikan dengan hikmah dan mauidhah hasanah. Bukan dengan cara-cara menghina dan memprovokasi. Hal itu bukan mengundang simpati, tapi emosi," kata Yaqut dalam keterangan tertulis.
Belakangan ini, tengah hangat pemberitaan pentolan organisasi terlarang FPI Bahar bin Smith, kasus ujaran kebencian yang menjeratnya sudah naik ke penyidikan oleh Polda Jabar, akibat ceramahnya di Bandung yang diduga penuh provokasi dan hinaan.
Namun, pernyataan Yaqut ini tidak terkait dengan kasus Bahar. Menag menanggapi pengrusakan Ponpes As-Sunnah di Kabupaten Lombok Timur, NTP oleh sekelompok orang tak dikenal pada dini hari, Minggu 2 Januari 2022.
Peristiwa itu diduga akibat viralnya ceramah ustaz dari ponpes tersebut, yang mengatakan bahwa Makam Selaparang, Sukarbela, Alibatu, serupa kotoran anjing, atau sebutan lainnya adalah&nbsp;tain basong.
Terkait peristiwa itu, Menag meminta semua pihak menahan diri, dan mendorong agar kasus ini segera dituntaskan.
"Tindakan sekelompok orang yang main hakim sendiri merusak pesantren dan harta benda milik orang lain tidak bisa dibenarkan dan jelas merupakan pelanggaran hukum," kata dia.
Menag meminta aparat keamanan untuk mengusut kasus ini sesuai aturan hukum yang berlaku. Ia juga berharap masyarakat setempat tetap tenang, tidak terpancing dengan aksi tersebut.

Menag Yaqut Minta Ceramah Tak Menghina dan Provokasi, Wah Singgung Bahar Smith Ya?

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi