RUSIA, REQnews -&nbsp;Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobieva mengungkap pemerintah kriminal Ukraina berusaha menghapus Bahasa Rusia dari percakapan sehari-hari, usai terjadinya perang yang saat ini sudah memasuki hari ke-8.
Dalam wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra, ia mengatakan bahwa tindakan tersebut sebagai salah satu upaya&nbsp;pemerintah Ukraina dalam mengadopsi sikap anti-Rusia dan mendapat sokongan negara Barat.
&ldquo;Pada tahun 2014, pemerintah yang tidak sah dan kriminal berkuasa di Kiev sebagai akibat dari kudeta, dan pemerintah ini didukung oleh negara barat,&rdquo; kata Lyudmila dalam wawancara di Rumah Dinas Duta Besar Rusia, Jakarta Selatan pada Kamis 3 Maret 2022.
Ia menyebut sikap anti-Rusia juga diterapkan kepada orang-orang mereka sendiri, yang melihat diri mereka sebagai etnis Rusia yang tinggal di Ukraina. Menurutnya, pemerintah Ukraina mencoba mengadopsi undang-undang yang melarang penggunaan bahasa Rusia, bahkan dalam percakapan sehari-hari.
&ldquo;Bayangkan ini terjadi di Irlandia, jika anda mencoba untuk melarang bahasa Inggris, atau di Belgia jika anda mencoba untuk melarang bahasa Prancis, atau di Indonesia jika anda mencoba untuk melarang bahasa Jawa, bagaimana orang memakainya,&rdquo; katanya.
Dirinya pun membantah jika Rusia telah&nbsp;melakukan perang melawan rakyat Ukraina. Ia menyebut yang dilakukan negaranya merupakan operasi militer khusus untuk melindungi orang-orang yang ada di wilayah Donetsk dan Luhansk dari tindakan yang dilakukan pemerintah Ukraina.
Sebenarnya, lanjutnya, Rusia tidak menginginkan adanya operasi militer khusus. Namun,&nbsp;pemerintah Kiev menolak menyelesaikan konflik terkait dua wilayah tersebut secara diplomatik hingga akan begabung dengan NATO. &ldquo;Selama delapan tahun, kami telah berusaha mendorong Kiev untuk memenuhi kesepakatan ini,&rdquo; ujarnya.
Mila pun menyebut jika salah satu poin&nbsp;utama dalam perjanjian tersebut yaitu Kiev akan memberikan status khusus kepada wilayah Lugansk dan Donetsk di dalam Ukraina.&nbsp;&ldquo;Akan tetapi pemerintah kriminal, didukung oleh Barat, mereka memilih untuk tidak mengikuti perjanjian ini tetapi untuk menyerang sistem kami,&rdquo; kata Mila.

Soal Konflik Dengan Ukraina, Dubes Rusia Ungkap Fakta Ini

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi