KALIMANTAN UTARA, REQnews&nbsp;-&nbsp;Seorang wartawan media lokal di Tarakan, bernisial M mengaku mendapatkan tindakan kekerasan serta pengancaman dari oknum polisi bernama Briptu&nbsp;HSB anggota Polairud Polda Kalimantan Utara Juata Laut Tarakan.
Mengutip pemberitaan media <a href="https://bantentoday.com/2022/03/wartawan-di-tarakan-dianiaya-oleh-oknum-polisi-bintara/">Banten Today</a> pada 2 Maret 2022, korban kemudian melaporkan tindakan penganiayaan tersebut ke Propam Mabes Polri untuk meminta perlindungan diri, dalam laporan bernomor SPSP 2/1311/III/2022/Bagyanduan, tertanggal Selasa 1 Maret 2022.
Menanggapi hal itu, Kabid Humas Polda Kaltara Kombes Budi Rachmad pun mengkonfirmasi ke Ditpolairud dan Kabid Propam Polda Kaltara. Menurutnya jika peristiwa tersebut benar, maka akan ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku.
"Saya konfirmasi dulu kepada Ditpolairud dan Kabid Propam Polda Kaltara terkait laporan tersebut. Kalau&nbsp;peristiwa itu benar tentunya akan diproses sesuai hukum," kata Budi kepada wartawan pada Jumat 4 Maret 2022.
Namun, Budi kemudian mempertanyakan siapa inisial pelapor M dan terlapor HSB yang dimaksud. Berdasarkan in formasi yang beredar di kalangan wartawan, pelapor M merupakan warga Kampung Skip, Tarakan.
Ia pun membenarkan terkait dengan informasi tersebut, namun dirinya mempertanyakan mengapa melaporkannya ke Mabes Polri. "Ya di Tarakan, cuma kenapa laporannya ke Propam Mabes Polri?&nbsp;Beritanya ada di Banten Today," tanya Budi.
Namun dalam pengakuannya pelapor M mendapatkan kekerasan hingga ancaman nyawa, karena itulah dirinya lebih memilih melaporkan ke Propam Mabes Polri. "Iya bisa jadi (takut), masing-masing punya hak mau melaporkan kemana. Padahal ada aplikasi Dumas Presisi," ujarnya.
Lebih lanjut, Budi pun telah menanyakan terkait kasus tersebut ke Ditpolairud Polda Kaltara, namun Briptu HSB tidak bisa dihubungi melalui telepon. "Saya sudah tanyakan ke Ditpolairud Polda Kaltara sudah menghubungi HSB dan HP nya mati sulit dihubungi.&nbsp;Validasi data saya konfirmasi dulu," kata dia.
Menurutnya jika laporan tersebut telah masuk, maka akan ditindaklanjuti oleh kepolisian. "Sehubungan laporannya ada di Divpropam Polri.&nbsp;Berarti kan laporannya sudah masuk dan tentunya akan ditindaklanjuti. Teknisnya kita lihat nanti," katanya.
Ia pun kemudian mempertanyakan terkait dengan akar masalah pengancaman terhadap M, apakah ada kaitannya dengan tugasnya sebagai seorang wartawan.
"Ini akar masalahnya apa sampai ancam mengancam begitu?&nbsp;Apa ada hubungannya dengan tugas ybs (yang bersangkutan) sebagai wartawan?&nbsp;M dari media mana?&nbsp;Iya bukan mengancam lagi bahkan sudah menganiaya," ujar Budi.
Diketahui, sebelumnya seorang wartawan berinisial M, di Kota Tarakan, Kalimantan Utara diduga telah menjadi korban penganiayaan dan penyekapan, yang dilakukan oleh salah satu anggota kepolisian berpangkat bintara.
Adapun pelaku, menurut informasi beredar, diduga berinisial (HSB), anggota Polairud Tarakan. Akibat kekerasan yang dialaminya, M sampai melaporkan HSB ke Propam Mabes Polri untuk meminta perlindungan. Adapun laporan itu bernomor SPSP 2/1311/III/2022/Bagyanduan.
Dalam keterangannya, M menjelaskan kronologis dugaan penganiayaan tersebut, yang terjadi pada Kamis 24 Februari 2022. Awalnya, ia diajak ke rumah HSB oleh seseorang berinisial AS.
&ldquo;Saya diajak ke rumah HSB di jalan Mulawarman, Kota Tarakan oleh AS, dan saya dibawa ke rumah HSB bersama dengan AS, dan bertemu dengan HSB dan dua orang lainnya, dan saya diinterogasi dan mendapatkan penganiayaan,&rdquo; kata M, seperti dikutip Jumat 4 Maret 2022.
Saat penganiayaan itu terjadi, M dipukul di bagian perutnya dengan tangan kosong. Parahnya, HSB kemudian menodongkan pistol kepada M.
Tak sampai di situ, HSB semakin keji dengan memukul bagian pelipis M dengan gagang pistol. Korban kemudian diancam dengan senjata tajam jenis badik oleh dua orang lainnya.
Lebih lanjut, M diikat tangannya dan dibawa ke sebuah tempat. Kakinya juga diikat dan tubuhnya diseret, ia mendapat ancaman bakal dibuang ke laut dengan jangkar supaya mayatnya kelak tidak ditemukan.
Sepanjang malam, sejak pukul 21.00 WITA hingga 03.00 dinihari WITA, M disekap tak berdaya. &ldquo;Saya dibebaskan dengan catatan pada pagi hari jam 07:00 dan 08:00 untuk menemui mereka kembali, &rdquo; ujar M.

Briptu HSB Polairud Tarakan Diduga Siksa Wartawan, Kombes Budi: Proses Hukum!

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi