JAKARTA, REQnews -&nbsp;Ketua Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Djoko Widyarto akhirnya buka-bukaan soal pemecatan eks Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto yang ramai jadi perbincangan publik.
Djoko berkata, pihaknya punya banyak pertimbangan dalam memutuskan untuk memecat Terawan dari keanggotaan IDI, salah satunya adalah soal kode etik.
"Pertimbangannya cukup banyak, itu yang harus dipahami bersama, apa yang dilakukan muktamar kemarin itu tidak serta merta, telah melalui proses panjang," kata Djoko dalam konferensi pers secara virtual, Kamis 31 Maret 2022.
Ia mengingatkan, bahwa seluruh dokter di Indonesia harus berpedoman pada UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Aturan ini bukan hanya mengatur profesi saja, tapi menyangkut kode etik.
Lebih lanjut Djoko menuturkan, merujuk pada UU tersebut, kode etik yang termaktub bahkan tidak hanya berlaku bagi dokter di Indonesia saja. Dokter asing juga wajib taat.
Kode etik kedokteran Indonesia kemudian disahkan di tahun 2012, dan saat ini sedang proses penyusunan draft revisi.
Hanya saja, Terawan menurut Djoko tidak pernah menunjukkan itikad baik ketika MKEK IDI meminta klarifikasi atas masalah tertentu.
"Untuk kasus sejawat Dokter Terawan ini kalau tidak ada indikasi itikad baik, mungkin akan ada pemberian pemberatan," ujarnya.
Pemberian sanksi berat pun tidak dijatuhkan hanya dalam kurun singkat. Teguran dan pemanggilan terus ditujukan kepada Terawan.
Hanya saja, Terawan dinilai tak ada itikad baik atas segala pelanggaran yang dinilai MKEK sangat berat, maka keputusan pemecatan yang disampaikan dalam Muktamar XXXI PB IDI yang diselenggarakan di Kota Banda Aceh pada 22 hingga 25 Maret 2022.
Pemberhentian Terawan dari keanggotaan IDI merujuk pada surat tim khusus MKEK Nomor 0312/PP/MKEK/03/2022.

Ketua MKEK IDI Buka-bukaan soal Pemecatan Terawan, Ini yang Sebenarnya Terjadi

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi