JAKARTA, REQnews -&nbsp;Eks politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahean dituntut 7 bulan penjara oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa 5 April 2022.
Selanjutnya, Ferdinand akan membacakan pledoi atau nota pembelaan pada 12 April mendatang.
Majelis hakim sempat bertanya kepada Ferdinand terkait masa tahanan yang sudah dilaluinya. Ia menjawab, selama nyaris tiga bulan.
"Saudara ini sudah ditahan berapa lama?" kata hakim.
"Sudah tiga bulan Yang Mulia, kurang satu hari," ujar Ferdinand.
"Sidang ditunda satu minggu, hari Selasa tanggal 12 April untuk kesempatan terdakwa dan penasihat hukumnya menyampaikan pembelaan," kata hakim.
Ferdinand dinilai hanya terbukti melanggar Pasal 14 ayat (1) Undang-undang (UU) Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana sebagaimana dakwaan pertama primer.
Padahal Ferdinand didakwa melakukan tindak pidana ujaran kebencian berdasarkan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dan menimbulkan keonaran.
Ferdinand lalu didakwa melakukan perbuatan pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana atau Pasal 45A ayat (2) juncto Pasal 28 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (selanjutnya disebut UU ITE) atau Pasal 156a huruf a dan/atau Pasal 156 KUHP. &nbsp;
Seperti diketahui, kasus ini bermula ketika Ferdinand menuliskan cuitan kontroversial di Twitter yang membuat umat Islam geram.
"Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, Maha Segalanya. Dia-lah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela," tulis Ferdinand melalui akun&nbsp;Twitter-nya, beberapa waktu lalu.

Ferdinand Hutahean Dituntut 7 Bulan Penjara Kasus 'Allahmu Lemah'

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi