JAKARTA, REQnews - Kolonel TNI Priyanto, terdakwa kasus pembunuhan dua remaja sejoli dalam kecelakaan di Nagreg, Jawa Barat akhirnya memberi pengakuan mengejutkan.
Ia dan dua anak buahnya, yakni Kopral Dua Andreas Dwi Atmoko dan Kopral Satu Ahmad Sholeh, mengira korban sudah meninggal, karena tidak bergerak sama sekali.
"Kami saat mengangkat korban ke mobil benar-benar tidak melihat dia bergerak. Tubuhnya lemas, kaku, seperti mengangkat karung. Menurut kami, secara visual itu sudah meninggal," kata Priyanto dalam sidang di Pengadilan Militer Tinggi II Jakatrta, Kamis 7 April 2022, seperti dikutip dari Antara.
Namun, pernyataan Priyanto menjadi perhatian serius Hakim Ketua Brigjen TNI Faridah, karena bertentangan dengan keterangan saksi ahli forensik dr. Muhammad Zaenyri Syamsu Hidayat.
Menurut penjelasan Zaenuri, korban lelaki atas nama Handi Saputra dibuang ke Sungai Serayu, Banyumas, Jawa Tengah masih dalam keadaan hidup, belum meninggal dunia.
Saat dihadirkan oleh Oditurat Militer Tinggi II Jakarta, Kamis 31 Maret lalu, Zaenuri membeberkan fakta bahwa air hanya ditemukan di paru-paru korban, tidak sampai ke lambung.
"Artinya, korban dibuang ke sungai dalam keadaan tidak sadar, tetapi masih hidup," ujar Zaenuri.
Dokter forensik yang mengautopsi jenazah Handi itu menyampaikan jika korban dalam keadaan sadar, ada air ditemukan di lambung dan paru-paru. Namun, jika korban dalam keadaan tidak sadar, air hanya ditemukan di paru-paru.
Kondisi lainnya, kata Zaenuri, jika korban dalam keadaan meninggal, air tidak ditemukan di dua organ tersebut.
Selanjutnya, sidang pembacaan tuntutan untuk para terdakwa akan dilaksanakan di Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta, pada Kamis 21 April 2022 mendatang.

Pengakuan Kolonel Priyanto dalam Kasus Kecelakaan Nagreg: Kami Kira Korban Meninggal

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi