JAKARTA, REQnews – Amerika Serikat mulai mengirim keluarga-keluarga dari Amerika tengah yang mencari suaka kembali ke Meksiko pada minggu ini. Hal ini disampaikan seorang sumber dari imigrasi Meksiko, Kamis (14/2/2019). Sementara itu, kelompok-kelompok hak asasi manusia AS menggugat pemerintahan Trump dan mengatakan, kebijakan itu membuat para migran dalam bahaya.Seorang pekerja di migrasi Meksiko menuturkan, lima keluarga yang berjumlah 16 orang, termasuk anak-anak dari El Salvador, Honduras dan Guatemala, tiba di Tijuana, sebuah kota perbatasan Meksiko, pada Rabu (14/2/2019).

Akhir Januari lalu, AS mulai mengirim kaum migran yang tidak berasal dari Meksiko yang ingin melintasi perbatasan AS – Meksiko. Mereka dikembalikan ke Meksiko untuk menunggu pengajuan suaka mereka diproses. Proses ini bernama Protokol Perlindungan Migran. Namun hingga minggu ini, hanya orang-orang dewasa yang telah dikembalikan. Anak-anak dalam kelompok keluarga justru tidak dikirim kembali. 

Kelompok hak-hak asasi manusia mengatakna, program ini membahayakan para pencari suaka dengan memaksa mereka tetap tinggal di wilayah Meksiko. Di sana, mereka mengalami tindak kekerasan. “Baik pemerintahan AS dan Meksiko tahu bahwa area perbatasan tidak aman bagi anak-anak dan perempuan,” ujar Michelle Brane, Direktur the Migrant Rights and Justice Program at the Women’s Refugee Commission (WRC), seperti dikutip dari Reuters. Pernyataan Brane itu menanggapi keputusan pemerintah AS mengembalikan keluarga pencari suaka ke Meksiko.

“Pemerintah AS tahu betul bahwa keluarga-keluarga pencari suaka bukanlah ancaman bagi bangsa ini,” ujarnya.
Enam puluh tiga orang telah dikirim kembali ke Meksiko sejauh ini dalam program tersebut. Demikian informasi dari seorang sumber di pemerintah.


Dua tempat penampungan di tersedia di Tijuana telah menerima keluarga-keluarga itu.&nbsp;Gugatan terhadap pemerintah
Persatuan Kebebasan Sipil Amerika dan kelompok-kelompok hak imigran mengajukan gugatan atas nama 11 pencari suaka pada Kamis (14/2/2019). Kelompok-kelompok ini meminta hakim AS untuk mencabut kebijakan dan memerintahkan pihak pemerintah untuk membawa para migran kembali ke AS. Pada saat yang bersamaan, kasus-kasus mereka sedang diproses. Sebelas pencari suaka dari Amerika Tengah dikembalikan ke Meksiko sejak 30 Januari. Mereka harus menunggu kasus imigrasi mereka. Berdasarkan keluhan mereka, kini mereka sedang takut terhadap kehidupan mereka di perbatasan Meksiko.

Salah satu pengugat merupakan seorang lesbi yang mengatakan, ia diperkosa karena orientasi seksualnya. Ia pun terpaksa melarikan diri dari Honduras setelah keluarga pasangannya mengancam akan membunuh ia dan pasangannya.
Gugatan terhadap pemerintah AS menuduh kebijakan tersebut membahayakan para migran. Selain itu, kebijakan itu melanggar imigrasi dan hukum adminstrasi AS, sebagaimana norma-norma universal dari hukum internasional.

Seorang juru bicara Departemen Kehakiman AS mengatakan, pemerintah akan mempertahankan kebijakannya di pengadilan.
Steven Stafford dari DOJ mengatakan,” Kongres telah secara eksplisit memberi wewenang kepada Departemen Keamanan Tanah Air mengembalikan orang asing yang datang dari wilayah asing ke wilayah itu selama proses pengadilan imigrasi orang asing itu berproses.”

Salah satu tegangan politis dalam isu imigrasi tampak dari pernyataan pihak Gedung Putih, yaitu Presiden Donald Trump akan mendeklarasikan darurat nasional untuk mencoba mendapatkan dana bagi pembangunan tembok di perbatasan Meksiko ketika ia menandatangani undang-undang untuk mencegah terulanginya kelumpuhan pemerintahan.
Terhadap pernyataan Trump itu, Institut Migrasi Nasional Meksiko dan Departemen Keamanan Dalam Negeri A.S. tidak segera menanggapi permintaan untuk mengomentarinya. (Prazz)

A.S. Kirim Keluarga Pencari Suaka ke Meksiko

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi