JAKARTA, REQnews - Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta meningkatkan penyidikan kasus dugaan korupsi pengelolaan keuangan di PT PGAS Solution&nbsp;dalam pembelian dan sewa alat pembuatan sumur Geothermal di Sabang Aceh pada tahun 2018 yang merugikan negara lebih dari Rp 31 miliar.
&ldquo;Benar kasus dugaan korupsi itu sudah ditingkatkan ke tahap penyidikan dan segera dilakukan pemeriksaan," kata Kasi Penkum Kejati DKI Ashari Syam kepada wartawan pada Rabu 22 Juni 2022.
Ashari mengatakan jika kasus tersebut berawal pada 2018, saat itu PT PGAS Solution menerima proyek pembelian dan sewa alat (blow out preventer) untuk kebutuhan pembuatan sumur Geothermal di Sabang, Aceh dari PT TAK.
Untuk melaksanakan proyek tersebut, ia mengatakan bahwa PT PGAS Solution menerbitkan Purchase Order (order pembelian) kepada PT ANT sebagai penyedia alat dengan nilai pembelian senilai Rp 22.022.784.300. &ldquo;Sedangkan untuk pekerjaan sewa alat dengan nilai anggaran sebesar Rp 9,7 miliar lebih,&rdquo; katanya.
Sehingga total anggaran proyek tersebut sebesar Rp 31.724.784.300. Padahal, menurutnya,&nbsp;PT PGAS Solution mengetahui bahwa PT ANT tidak memiliki ketersediaan alat pembuatan sumur Geothermal tersebut.
Ashari mengatakan bahwa dalam&nbsp;pelaksanaannya, PT ANT tidak pernah menyerahkan alat pembuatan sumur geothermal hingga alat yang telah disewa kepada PT PGAS Solution.
&ldquo;Akan tetapi PT PGAS Solution&nbsp; seolah-olah sudah menerima penyerahan alat pembuatan sumur Geothermal dan sewa alat tersebut dari PT ANT,&rdquo; lanjutnya.
Untuk mengelabui, dibuatlah Berita Acara Serah Terima barang fiktif. Sementara, PT PGAS Solution telah melakukan pembayaran kepada PT ANT senilai Rp 31 miliar lebih.
&ldquo;Dan sejumlah uang pembayaran tersebut oleh PT ANT diserahkan kepada PT TAK. Sehingga mengakibatkan kerugian keuangan Negara sebesar Rp 31.724.784.300," ujarnya.

Rugikan Negara Rp 31,7 Miliar! Kejati DKI Naikkan Penyidikan Dugaan Korupsi PT PGAS

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi