JAKARTA, REQnews - Penyidik Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung memeriksa&nbsp;Direktur Utama PT Krakatau Wajatama berinisial H sebagai saksi dugaan korupsi proyek pembangunan pabrik&nbsp;Blast Furnace oleh PT Krakatau Steel pada tahun 2011.
Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana mengatakan bahwa&nbsp;Direktur Utama PT Krakatau Wajatama yang menjabat sejak 11 Juli 2019 hingga sekarang itu, diperiksa terkait hubungan PT Krakatau Wajatama dengan BFC Project.
"Berdasarkan database PT Krakatau Engineering sejak tahun 2013-2015, PT Krakatau Wajatama bersama PT Krakatau Engineering menandatangani perjanjian penyediaan besi beton polos dan besi beton ulir sebanyak 38 Kontrak dalam bentuk PO (Purchase Order)," kata Ketut dalam keterangannya pada Senin 4 Juli 2022.
Ia mengungkap bahwa&nbsp;jumlah keseluruhan nilainya sebesar Rp 201.561.086.384, di mana kedudukan PT Krakatau Wajatama adalah anak perusahaan PT Krakatau Steel.
Ketut mengungkap jika pemeriksaan tersebut dilakukan untuk&nbsp;memperkuat pembuktian dan melengkapi berkas perkara dalam dugaan korupsi proyek BFC.
Diketahui, sebelumnya Ketut mengatakan bahwa nilai kontrak dalam proyek BFC Project tersebut sebesar USD 3,7 juta atau Rp 24,03 miliar.
&ldquo;Jumlah yang dibayarkan PT Krakatau Engineering ke rekening PT Victorindo Inti Cemerlang sebesar Rp 30,4 miliar,&rdquo; kata Ketut dikutip pada Kamis 30 Juni 2022.

Dirut PT Krakatau Wajatama Diperiksa dalam Dugaan Korupsi Proyek Krakatau Steel

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi