JAKARTA, REQnews -&nbsp;Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto menduga&nbsp;Novel Baswedan sedang membangun hoaks terkait pertemuannya dengan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri di toilet Gedung Merah Putih KPK pada 25 November 2020 lalu.
Namun pada faktanya, Hari mengatakan bahwa&nbsp;Ketua KPK RI itu sedang bertugas di Kalimantan Utara pada 25 November 2020. Ia pun heran bagaimana Novel bisa bertemu dengan Firli.
"Bagaimana Novel Baswedan mengatakan bahwa tanggal 25 November 2020 ada Firli Bahuri, sedangkan ada beberapa fakta link pemberitaan dan foto yang menunjukkan Ketua KPK RI sedang diluar Jakarta," kata Hari dalam keterangannya pada Sabtu 9 Juli 2022.
Berdasarkan hasil penelusuran jejek digital, Hari mengatakan bahwa pada 25 November 2020, Firli melakukan dialog publik yang diselenggarakan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltara.
Kemudian pada&nbsp;26 November 2020, ketua KPK itu melakukan rapat koordinasi terkait dengan upaya pemberantasan korupsi terintegrasi dan penyelamatan aset agar mengoptimalkan pendapatan asli daerah (PAD).
Dalam acara tersebut, Firli juga turut menyerahkan sertifikat tanah ke Pemerintah Daerah dan PLN Provinsi Kalimantan Utara. Acara tersebut digelar di Gedung Gabungan Dinas Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, Tanjung Selor.
"Hoaks lobi toilet yang diopinikan oleh Novel Baswedan karena sakit hati gagal Tes Wawasan Kebangsaan (TWK). Jika kebohongan dan fitnah yang disebarkan oleh Novel Baswedan saat ini, itu menjadi salah satu tolak ukur dan basis kinerja diri Novel," kata Hari.
Sehingga menurutnya, tidak menutup kemungkinan menjadi cerminan dari Novel Baswedan selama bertugas menjadi penyidik di KPK. "Tentunya kalau soal toilet itulah cerminan diri dari Novel Baswedan," ujarnya.
Diketahui, sebelumnya usai persidangan gugatan 49 eks pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tergabung dalam Indonesia Memanggil 57 (IM57+), Novel mengungkap jika Firli pernah mendekatinya dan mengingatkan agar tidak terus menyerang.
Ia mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi pada masa-masa pembahasan Perkom KPK sebagai acuan pelaksanaan TWK pegawai KPK yang akan menjadi aparatur sipil negara (ASN). Novel menceritakan bahwa kejadian itu terjadi pasca dirinya memimpin penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhi Prabowo.
&ldquo;Tanggal 25 November 2020, setelah ekspose perkara, dia (Firli) temui saya di toilet waktu saya habis buang air kecil dan ke wastafel. Yang bersangkutan juga ke wastafel bilang &rsquo;Jangan nyerang-nyerang dong&rsquo;,&rdquo; kata Novel kembali mengingat peristiwa itu, Jumat 1 Juli 2022.
Tak menggubris kata-kata Firli, Novel mengaku terus mengungkap&nbsp;para pelaku korupsi kelas kakap. Bahkan ia mengaku menolak ajakan Firli untuk sering-sering beranjangsana ke ruangannya pada malam hari, seperti halnya yang dilakukan loyalis Firli.
&ldquo;Saya menolak dan saya sampaikan bila ada pekerjaan saya siap diundang kaitan dengan kedinasan,&rdquo; kata Wakil Ketua Satgassus Pencegahan Korupsi Polri itu.

Novel Baswedan Diduga Sebar Hoaks Soal Pertemuan dengan Firli Bahuri, SDR: Sakit Hati Gagal TWK

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi