JAKARTA, REQnews - Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto mengungkap kronologis penyidik melakukan pengusutan kasus tewasnya Brigadir J atau Yosua Hutabarat di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.
Ia mengatakan bahwa pada awalnya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk Tim Khusus (Timsus) untuk melakukan&nbsp;asistensi terhadap penanganan laporan kejadian yang diterima oleh Polres Jakarta Selatan.
Timsus itu pun mulai bekerja pada tanggap 12 Juli 2022 untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) selama empat hari berturut-turut. Itu dilakukan untuk mempelajari situasi dan kondisi di TKP, mulai dari yang bersifat umum hingga khusus.
Dalam olah TKP tersebut, penyidik melibatkan Laboratorium Forensik Polri hingga Inafis Bareskrim Polri, untuk memperoleh gambaran yang seterang-terangnya tentang situasi pada Jumat 8 Juli 2022.
"Di mana dilaporkan ada tembak menembak yang terjadi antara Brigadir Yosua dan Bharada E, yang menyebabkan Brigadir Yosua meninggal dunia," kata Agus dalam konferensi pers pada Selasa 9 Agustus 2022.
Selanjutnya, Agus mengatakan bahwa tim penyidik melakukan analisa terhadap hasil pemeriksaan atau autopsi yang telah dilakukan oleh Kedokteran Polri. Yaitu mulai dari hasil autopsi, perkenaan tembakan hingga ada atau tidaknya penganiayaan terhadap Brigadir J.
"Ada enggak luka lain selain luka tembak, sehingga kita bisa peroleh gambaran dari TKP dan hasil analisa terhadap hasil autopsi yang sudah dilakukan," lanjutnya.
Saat melakukan olah TKP pihaknya juga berusaha mencari jejak sidik jari di seluruh lokasi atau aktivitas orang-orang yang ditemukan pertama kali di TKP tewasnya Brigdir J. "Yaitu ada lima orang ada Ibu Putri, ada Pak Sambo, ada Kuwat, ada Ricky, dan Richard serta korban Yosua," kata dia.
Menurutnya, temuan tersebut bisa menjadi&nbsp;pijakan awal Timsus untuk lakukan langkah-langkah penyelidikan. "Karena apa, karena laporan dari keluarga Yosua ini baru dilaporkan ke Mabes Polri pada tanggal 18 Juli," tambahnya.
Sehingga Polri dalam&nbsp;menangani perkara, yaitu dalam proses penyidikan dan penyelidikan untuk mengungkap kasus tersebut pada saat mulai laporan diberikan keluarga korban brigadir Yosua pada tanggal 18 Juli 2022.
"Kita langsung melakukan pemeriksaan ke Jambi, saat ini kita sudah periksa lebih kurang 47 saksi yang terkait kejadian ini. Kemudian kita juga memperoleh yang tadi Pak Irwasum sudah sampaikan beberapa kendala yang ditemukan saat proses penyelidikan dan penyidikan," kata Agus.
Karena merasa tak memiliki kepentingan dengan tewasnya Brigadir J hingga&nbsp;melihat ancaman hukuman Pasal 338 juncto Pasal 55 dan 56 KUHP cukup tinggi, Agus mengatakan bahwa Bharada E membuat suatu pengakuan.
"Bharada E buat Pengakuan yang disampaikan kepada penyidik setelah dilakukan pemeriksaan secara maraton dan itu terjadi kepada tersangka-tersangka lainnya. Sampai bisa mengungkap tabir kejadian yang selama ini menjadi tanda tanya masyarakat. Apa benar terjadi tembak menembak atau ada kejadian yang disembunyikan dari laporan yang dilajukan," kata jenderal bintang tiga itu.
Hingga akhirnya penyidik menetapkan empat tersangka, mereka adalah&nbsp;Irjen Ferdy Sambo dan tiga orang lainnya yaitu Bharada E, Brigadir RR dan KM sebagai tersangka.
Atas perbuatannya itu, para tersangka disangkakan Pasal 340 tentang Pembunuhan Berencana subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 dan 56 KUHP. Keempat tersangka terancam pidana maksimal hukuman mati, penjara seumur hidup atau penjara selama-lamanya 20 tahun.

Ungkap Kronologis Pengusutan Tewasnya Brigadir J! Penyidik Temukan 5 Sidik Jari di TKP, Ternyata..

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi