JAKARTA, REQnews - Pasca reformasi, Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki konstitusi yang hidup alias living constitution. Kalau pun ada amandemen, bisa dilakukan asal tidak mengubah dasar dan tujuan negara Indonesia.

Hal itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dalam pidato peringatan Hari Konstitusi Indonesia di Jakarta, Minggu 18 Agustus 2019. Kata dia, semua bangsa di dunia ini mempunyai living constitution.

&quot;Contoh Amerika selama 200 tahun mengubah konsitusinya 30 kali, India tiap 2-3 tahun mengubah konsitusi, Thailand setiap 5 tahun mengubah konstitusi. Jadi mengubah konstitusi di struktur sistem dan prosesnya itu bisa menyesuaikan kondisi yang ada,&quot; kata JK.

Ia pun mengingatkan bahwa pondasi dasar Pancasila dan NKRI yang terbentuk dalam sistem dan tujuan kebangsaan tidak boleh diubah. Namun mengubah konstitusi bukanlan hal yang tidak mungkin.

&quot;Sebabnya, apabila ada upaya mengubah konstitusi bukanlah sesuatu hal yang tidak mungkin, sah-sah saja. Selama, saya bilang, mukadimahnya tidak berubah,&quot; ujarnya.

JK juga angkat bicara soal sistem model Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang digagas oleh MPR. Menurutnya, GBHN baik, namun perlu dibahas lagi oleh MPR.

Karena, lanjutnya, sekarang yang menjadi RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) itu adalah janji atau kampanye daripada presiden. &quot;Nah, sekarang kalau ada GBHN-nya, berarti calon presiden itu tidak lagi membuat satu program, tidak boleh keluar dari GBHN, kayak dulu, tetapi justru melaksanakan GBHN itu. Jadi nanti dibahas lagi di MPR,&quot; ujarnya lagi.

JK: Boleh Amandemen Konstitusi, Asal..

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi