JAKARTA, REQnews - Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) mulai melakukan penyelidikan antidumping (persaingan yang tak sehat) atas produk impor baja lapis aluminium seng (BJLAS) asal China dan Vietnam. Penyilidikan tersebut sudah dimulai pada Senin 26 Agustus 2019.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua KADI Bachrul Chairi. Adapun pos tarif produk impor yang diselidiki terdiri dari pos tarif 7210.61.11, 7212.50.23, 7212.50.24, 7212.50.29, 7225.99.90, 7226.99.19 dan 7226.99.99.
Bachrul mengatakan bahwa informasi terkait dimulainya penyelidikan tersebut sudah disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan seperti industri dalam negeri, importir, eksportir, serta perwakilan pemerintah negara yang dituduh.
&ldquo;Bagi pihak yang berkepentingan diberikan kesempatan untuk menyampaikan tambahan informasi, tanggapan secara tertulis, dan/atau permintaan dengar pendapat (hearing) yang berkaitan dengan penyelidikan dan kerugian," ujar dia dalam keterangan resmi yang diterima REQnews, Selasa 27 Agustus 2019.
Dasar hukum penyelidikan tersebut adalah Pasal lima Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan Imbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan, Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 76/M-DAG/PER/12/2012 tentang Tata Cara Penyelidikan dalam Rangka Pengenaan Tindakan Antidumping dan Tindakan Imbalan, dan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 53/M-DAG/PER/9/2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 76/M-DAG/PER/12/2012.
Sekadar info, selama tiga tahun terakhir total impor Indonesia untuk produk BJLAS asal China dan Vietnam mengalami tren peningkatan sebesar 27 persen.
Pada 2018 total impor Indonesia dari kedua negara tertuduh tercatat sebesar 748.400 Metrik Ton (MT) atau meningkat dari tahun 2016 yang tercatat sebesar 463.375 MT. Sementara, pangsa impor dari kedua negara tersebut memiliki nilai dominan sebesar 90 persen dari total impor BJLAS indonesia. (Binsasi)

Diduga Dumping, KADI Selidiki Produk Baja Asal China dan Vietnam

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi