JAKARTA, REQNews - Sebuah aplikasi Pelacak Periode Flo &amp; Ovulasi dilaporkan telah membagikan informasi perihal waktu subur pengguna aplikasi itu kepada Facebook. Menanggapi hal ini, Facebook mengatakan, pihak aplikasi perlu memberi tahu penggunanya tentang informasi apa yang dibagikan melalui aplikasi itu. Selain itu, Facebook juga katakan "melarang pengembang aplikasi mengirimi kami data sensitif.” Demikian berita yang dipublikasikan The Guardian, Sabtu (23/2/2019). Aplikasi Pelacak Periode Flu &amp; Ovulasi merupakan salah satu dari 11 aplikasi yang mengirimkan informasi sensitif kepada Facebook, berdasarkan pengujian 70 aplikasi populer yang diuji Wall Street Journal. Hasil penyelidikan Wall Street Journal, Jumat (22/2/2019), adalah Facebook dapat menerima informasi dair berbagai aplikasi, meski dalam beberapa kasus, pengguna tidak memiliki akun Facebook. Menanggapi hasil pengujian Wall Street Journal itu, Gubernur New York Andrew Cuomo meminta departemen negara dan layanan keuangannya untuk "segera menyelidiki" apa yang ia sebut sebagai pelanggaran privasi konsumen.&nbsp; Sementara itu, pekan lalu, Komite Digital, Culture, Media and Sport (DCMS) parlemen Inggris mengeluarkan laporan pedas yang menyerukan aturan privasi yang lebih keras untuk Facebook dan perusahaan teknologi lainnya.&nbsp; Zuckerberg telah menolak permintaan Komite Parlemen Inggris agar dia hadir di Westminster sebelum laporan itu dirilis. Namun minggu lalu dia bertemu Jeremy Wright, Sekretaris Budaya dari Department for Digital, Culture, Media and Sport (DCMS) Inggris di markas perusahaannya, Silicon Valley, untuk membahas penanganan konten online yang berbahaya. Tetapi anggota parlemen dari Partai Buruh Ian Lucas mengkritik pertemuan tersebut. "Saya juga ingin bertemu Mark Zuckerberg, tetapi tidak untuk obrolan - untuk mengajukan pertanyaan konkrit tentang semua masalah yang telah kami angkat," kata Lucas. Pertemuan itu terjadi di tengah spekulasi bahwa pemerintah akan segera menerbitkan buku putih yang berpotensi membuka jalan bagi regulator media sosial yang independen. Salah satu perdebatan yang muncul tentang regulator adalah cara pendanaan regulator media sosial tersebut. Sebuah proposal untuk menekan perusahaan media sosial dengan retribusi telah mengkhawatirkan di Departemen Digital, Budaya, Media dan Olahraga (DCMS) yang ingin mendorong investasi teknologi di Inggris. Pihak lain justru percaya bahwa retribusi harus diterapkan ke jajaran perusahaan teknologi yang lebih luas, termasuk perusahaan seperti Amazon. Ada juga pertanyaan tentang apakah regulator media semacam Ofcom, harus mengawasi regulator baru atau apakah ia harus berdiri sendiri. Mengenai regulator ini, Wright mengatakan, ”Ada pemahaman yang baik bahwa pemerintah Inggris ingin menjaga warganya aman secara online dan akan menempatkan struktur yang tidak lagi bergantung pada pengaturan sendiri.” Dalam sebuah surel, mantan wakil presiden Facebook Michael Vernal muncul untuk membahas masalah serius dengan aplikasi pihak ketiga. Vernal rupanya memperingatkan, "Jika Mark (Zuckerberg) secara tidak sengaja mengungkapkan pendapatan sebelumnya karena aplikasi platform melanggar privasinya ... secara harfiah, itu pada dasarnya akan berakibat fatal untuk Login / Buka Grafik / dll.” Ini merupakan sebuah referensi kepada aplikasi pengembang Facebook. Facebook menanggapinya dalam sebuah pernyataan, ”Seperti dokumen lain yang dicuri dan dirilis telah melanggar perintah pengadilan tahun lalu, hal ini dengan desain menceritakan satu sisi sebuah cerita dan menghilangkan konteks penting.” (Prazz)

Facebook dan Pihak Ketiga Tuai Kontroversi di Inggris

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi