JAKARTA, REQnews -&nbsp;Kondisi di Magwe, Myanmar perlahan-lahan mulai berangsur normal, setelah sebelumnya pemerintah setempat mengeluarkan larangan salat di masjid bagi umat Islam.

Kini, pemerintah Myanmar telah mengizinkan kembali umat Islam untuk melaksanakan salat di masjid. Namun, masjid yang dibuka hanyalah yang berukuran kecil, sempit, tertutup dan tidak nyaman.

&quot;Itu tempat darurat untuk salat dan tidak nyaman,&quot; kata Kepala Daerah Magwe Aung Moe Nyo, seperti dikutip dari&nbsp;Irrawaddy,&nbsp;Kamis 19 September 2019.

Rencananya, pemerintah akan membuka perlahan seluruh masjid di wilayah tersebut, yang sejak 10 tahun terakhir menjadi medan konflik keagamaan antara Buddha dan Islam.

U Soe Win, pengatur hukum untuk&nbsp; kota Chauk di daerah Magwe mengatakan kalau terdapat dua&nbsp;masjid yang dibuka kembali berdasarkan keputusan hukum yang dia buat.

&quot;Sebelumnya masjid itu terlarang, namun aktivitas dibolehkan lagi untuk menjamin kebebasan beragama yang sejalan dengan kebijakan mengenai persamaan oleh pemerintah,&quot; ujar U Soe Win.

Konflik sektarian yang terjadi antara komunitas Buddha dan Muslim Myanmar dipicu oleh kejadian pemerkosaan terhadap wanita di kota Salin. Akibatnya, kekerasan menyebar ke seluruh daerah magwe sehingga membuat beberapa masjid di rusak oleh para perusuh.

Pembukaan&nbsp; kembali masjid diikuti donasi yang dilakukan oleh seorang kepala staf militer Myanmar bernama Jenderal Min Aug terhadap komunitas non Buddha. Sementara itu, pihak pemerintah daerah mencoba membuka kembali dua masjid tetapi gagal.

Muslim Myanmar Diizinkan Salat, Tapi di Masjid Sempit dan Tak Nyaman

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi