JAKARTA, REQnews – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan PT Merial Esa (ME) sebagai tersangka korporasi. Penetapan dilakukan setelah KPK mengembangkan kasus dugaan suap kepengurusan anggaran Badan Keamanan Laut (Bakamla) untuk proyek pengadaan satelit monitoring dan drone tahun anggaran 2016. PT ME merupakan korporasi kelima yang diusut KPK. Sebelumnya, KPK telah menetapkan empat korporasi sebagai tersangka, yakni, PT Tuah Sejati dan PT Nindya Karya yang dijerat dugaan korupsi pelaksanaan pembangunan dermaga bongkar pada kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Sabang tahun anggaran 2006-2011. Kemudian PT Duta Graha Indah (DGI) atau PT Nusa Konstruksi Enjiniring (NKE). Selain kasus korupsi, KPK juga telah menetapkan PT Tradha sebagai tersangka tindak pidana pencucian uang (TPPU). Perusahaan itu diduga menampung hasil kejahatan mantan Bupati Kebumen M. Yahya. Pada tahun 2016-2017, PT Tradha diduga menggunakan identitas lima perusahaan lain untuk memenangkan delapan proyek di Kebumen dengan nilai total proyek Rp 51 miliar. Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengatakan, PT ME diduga memberikan uang kepada mantan anggota Komisi I DPR Fayakhun Andriadi sebesar USD 911.480 (Rp 12,8 miliar) secara bertahap. Uang itu dikirim oleh Direktur MT ME Fahmi Darmawansyah (suami Inneke Koesherawati) sebanyak 4 kali melalui rekening di Singapura dan Guangzhou, Cina. ”Proses hukum terhadap korporasi diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi seluruh korporasi lain agar dapat menjalankan bisnis secara sehat,” kata Alex, Jumat (1/3/2019). Sebelumnya, PT ME merupakan perusahaan yang mengerjakan proyek satelit monitoring di Bakamla yang dianggarkan dalam APBN-P tahun 2016. (*/oji)

KPK Jerat Korporasi (Lagi)

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi