JAKARTA, REQnews - Sepekan sudah situasi di Irak mencekam akibat demonstrasi yang tak kunjung berhenti. Dalam laporan terbaru lembaga HAM di Irak, total 104 orang tewas dan 6.000 lainnya luka-luka dalam unjuk rasa yang masih terus terjadi hingga saat ini.

Mengutip&nbsp;Aljazirah, Senin 7 Oktober 2019, Menteri Dalam Negeri Irak Mayjen Saad Maan berkata delapan orang pasukan keamanan turut menjadi bagian dari jumlah korban tewas tersebut.

&quot;Kami menyatakan penyesalan mendalam atas pertumpahan darah ini,&quot; kata Maan, Minggu kemarin.

Saat ditanya siapa dalang di balik banyaknya kematian tersebut, Maan menyebut adanya kelompok yang melakukan penyerangan kepada pengunjuk rasa maupun petugas keamanan. Namun, ia belum bisa menjelaskan kelompok apa yang dimaksud.

Sementara Kepala Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia semi-resmi Irak Aqeel Al Musawi telah mengecam tindakan represif dan brutal aparat keamanan terhadap demonstran. Sebab aparat telah menembaki para pengunjuk rasa dengan peluru tajam.&nbsp;

&quot;Pemerintah harusnya melindungi mereka menyampaikan tuntutan sah. Tidak ada pembenaran untuk penggunaan peluru tajam terhadap massa damai,&quot; ujar Al Musawi.

Seperti diketahui, gelombang massa demonstran di Irak mulai memadati kota-kota pada 1 Oktober lalu. Mereka memprotes ketidakbecusan pemerintah dalam menangani persoaln pokok masyarakat, seperti akses layanan dasar, air, listrik, hingga masalah pengangguran dan korupsi.

Massa juga mendesak Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi mundur dari jabatannya karena dianggap&nbsp;telah gagal melaksanakan tugasnya untuk membangun kembali Irak pasca-peperangan melawan kelompok ISIS.

Sepekan Unjuk Rasa Irak yang Mencekam, 104 Orang Dinyatakan Tewas

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi