JAKARTA, REQNews - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bergerak cepat melakukan penyidikan atas tersangka korporasi PT Merial Esa (ME). Baru tiga hari menetapkan tersangka, KPK kini telah membekukan uang sekitar Rp 60 miliar di rekening yang berhubungan dengan PT ME. Uang itu diduga bagian dari kasus suap anggota Komisi I DPR (nonaktif) Fayakhun Andriadi.Juru Bicara KPK Febri Diansyah menjelaskan, pembekuan uang itu merupakan bagian dari upaya mengejar keuntungan yang diduga diperoleh tersangka dari hasil menyuap Fayakhun. Sebelumnya, suap itu diberikan lantaran Fayakhun membantu PT ME untuk mengurus anggaran pengadaan satelit monitoring di Badan Keamanan Laut (Bakamla). ”KPK menduga PT. ME menggunakan bendera PT. MTI (Melati Technofo Indonesia, Red) yang mengerjakan proyek satelit monitoring di Bakamla. Sehingga keuntungan yang tidak semestinya yang didapatkan korporasi akan kami upayakan semaksimal mungkin dikembalikan pada negara,” jelas mantan peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) tersebut. Febri menambahkan, pembekuan uang itu diharapkan menjadi pelajaran bagi korporasi lain. KPK menegaskan tidak akan main-main dalam mengejar hasil kejahatan korupsi korporasi sampai pada keuntungan yang diperoleh. ”Sehingga, akan lebih baik jika korporasi yang ada di Indonesia membangun sistem pencegahan korupsi,” imbuh dia. Seperti diberitakan, KPK menetapkan PT Merial Esa (ME) sebagai tersangka korporasi. Itu setelah KPK mengembangkan kasus dugaan suap kepengurusan anggaran Bakamla untuk proyek pengadaan satelit monitoring dan drone tahun anggaran 2016. PT ME merupakan korporasi kelima yang diusut KPK. Sebelumnya, KPK telah menetapkan empat korporasi sebagai tersangka. Yakni, PT Tuah Sejati dan PT Nindya Karya yang dijerat dugaan korupsi pelaksanaan pembangunan dermaga bongkar pada kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Sabang tahun anggaran 2006-2011. Kemudian PT Duta Graha Indah (DGI) atau PT Nusa Konstruksi Enjiniring (NKE). Selain kasus korupsi, KPK juga telah menetapkan PT Tradha sebagai tersangka tindak pidana pencucian uang (TPPU). Perusahaan itu diduga menampung hasil kejahatan mantan Bupati Kebumen M. Yahya. Pada tahun 2016-2017, PT Tradha diduga menggunakan identitas lima perusahaan lain untuk memenangkan delapan proyek di Kebumen dengan nilai total proyek Rp 51 miliar. (oji)

KPK Bekukan Uang PT Merial Esa Rp 60 Miliar

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi