CHICAGO, REQNews - Lebih dari 32.500 guru dan staf lainnya mogok kerja di Chicago, Amerika Serikat (AS), Kamis. Hal itu menyebabkan lebih dari 300.000 siswa tak bisa belajar di sekolah.

Seperti dilaporkan AFP, Jumat, 18 Oktober 2019, inti dari demonstrasi yang dilakukan bukan upah, melainkan terkait jumlah dan sumber daya kelas. Para guru mengatakan mereka ingin ada lebih banyak pekerja sosial, perawat, dan pustakawan bagi siswa mereka.

Seorang guru di South Side mengatakan hanya memiliki satu perawat di sekolahnya dan bekerja satu hari dalam sepekan. Hal itu, menurutnya, berbahaya.

&quot;Setiap sekolah harus memiliki perawat yang bekerka lima hari sepekan,&quot; kata guru yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.

&quot;Tidak memiliki perawat berbahaya bagi anak-anak dengan asma dan kondisi lainnya.&quot;

Kathe Myers, yang mengajar di kota AS, mengatakan para guru tidak memiliki keahlian untuk melakukan lebih dari satu peran.

&quot;Anak-anak kita mengalami trauma. Bukan rahasia lagi bahwa ini adalah kota yang kejam. Jadi mereka membawa semua itu ke sekolah bersama mereka dan kami berusaha mengatasinya, tetapi kami bukan ahli di bidang itu,&quot; ujar dia.

&quot;Mencoba melakukan itu semua dan mengajar kelas penuh hampir tidak mungkin.&quot;

Wali Kota Lori Lightfoot mengakui bahwa sekolah membutuhkan staf pendukung, tetapi serikat pekerja ingin mendapatkan persetujuan secara tertulis.

Para guru juga mengatakan mereka prihatin dengan kurangnya waktu persiapan yang mereka dapatkan untuk menulis rencana pelajaran, menilai tugas, dan pekerjaan administrasi.

Distrik Sekolah Umum Chicago, berhadapan dengan krisis anggaran, baru-baru ini didukung oleh dana negara baru yang signifikan sebesar 1,9 miliar dolar AS.

Guru Gelar Aksi Mogok Ngajar Lebih dari 300.000 Siswa Tak Bisa Sekolah

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi