KENDARI, REQnews - Mantan Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kendari, DK mengaku melepaskan tembakan saat mengamankan aksi unjuk rasa mahasiswa di gedung DPRD Sulawesi Tenggara&nbsp;(Sultra), Kamis 26 Spetember 2019 lalu. Ia pun diduga menyalahi standar operasional prosedur (SOP).

Kini, DK harus diadili di ruang sidang Propam Mapolda Sultra&nbsp;pada Jumat&nbsp;18 Oktober 2019. Sidang disiplin tersebut dipimpin Kepala Bagian Pembinaan Operasi (Bin Ops) Biro Operasi AKBP Syaiful.

Tembakan itu dilepaskan di sekitar kantor Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sultra. DK kini dimutasi di bagian operasi Mapolda Sultra.

Selain DK, ada lima&nbsp;anggota polisi lainnya yang dijerat pasal pelanggaran disiplin karena membawa senjata api saat pengamanan unjuk rasa di gedung DPRD. Mereka adalah DM, MI, MA, H dan E yang disidang pada Kamis 17 Oktober 2019. Kelima anggota polisi ini dimutasi pada bagian pelayanan markas (Yanma) Mapolda Sultra.

Kabid Propam Polda Sultra AKBP Agoeng Adi Koerniawan mengatakan, perbedaan jadwal sidang disebabkan keenam terperiksa memiliki atasan berhak menghukum (ankum) yang berbeda.

&quot;Kepala pelayanan markas menangani lima terperiksa. Sedangkan DK dia bagian operasional sehingga disidangkan Kabag operasional,&quot; ujar Agoeng.

Menurut dia, para terperiksa terancam sanksi disiplin berupa penurunan pangkat, kurungan badan dan dibebaskan tugaskan dari jabatan.&nbsp; Dalam unjuk rasa tersebut&nbsp;menyebabkan dua orang meninggal dunia. Mereka melakukan aksi untuk menolak RUU KUHP dan menolak revisi UU KPK.

Korban yang meninggal adalah Randi (21), mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Halu Oleo (UHO) akibat luka tembak di dada sebelah kanan pada saat kejadian.

Sedangkan korban Muh Yusuf Kardawi (19) meninggal dunia setelah menjalani operasi akibat luka serius di bagian kepala di RSUD Bahteramas sehari sesudah aksi unjuk rasa.

Selain itu, seorang ibu hamil enam bulan yang sedang tertidur lelap di rumahnya Jln Syeh Yusuf, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari juga ikut tertembak. Ia tertembak pada betisnya sekitar pukul 16:00 Wita, 26 September lalu. Hasil identifikasi sementara, peluru yang diangkat dari betis ibu hamil berkaliber 9 milimeter. (Binsasi)

Lepas Tembakan Saat Demo, Eks Kasat Reskrim Polres Kendari Bakal Kena Sanksi

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi