JAKARTA, REQnews - Meng Wanzhou, Chief Financial Officer Huawei, menuntut pemerintah Kanada, agen perbatasan dan kepolisian nasional Kanada atas penahanannya oleh pihak aparat di bandara Vancouver, Kanada pada Desember lalu. Berdasarkan pengakuan pengacara Meng, seperti diberitakan Guardian, pada Senin (4/3/2019), pihaknya telah mengajukan tuntutan sipil di Mahkamah Agung British Columbia.  Gugatan Meng adalah alih-alih menangkapnya segera, pihak otoritas justru menginterogasinya “di bawah kedok rutinitas” pemeriksaan dan menggunakan kesempatan itu untuk “memaksanya menyediakan bukti dan informasi.” Gugatan itu juga mengklaim agen-agen dari Agensi Layanan Perbatasan Kanada menyita perangkat elektronik miliknya, memperoleh kata sandi dan melihat konten secara tidak legal. Mereka gagal memberinya penasihat tentang alasan-alasan sebenarnya atas penahanan dirinya.  Dalam gugatannya, dikatakan setelah tiga jam setelah pemeriksaan tersebut, Meng baru diberitahu bahwa ia ditahan dan berhak untuk berkonsultasi.  "Kasus ini berkaitan dengan upaya yang disengaja dan diprakarsai pada bagian pejabat-pejabat yang didakwa untuk mengakui bukti dan informasi dari penggugat dengan cara yang mereka tahu merupakan pelanggaran serius terhadap hak-hak penggugat," demikian kutipan dari gugatan Meng. Saat ini, Meng telah dibebaskan dengan jaminan dan tinggal di Vancouver sembari menunggu proses ekstradisi. Pada hari Jumat (28/2/2019), pejabat departemen kehakiman Kanada memberikan lampu hijau untuk memulai proses ekstradisi. Meng dipanggil oleh pengadilan pada Rabu (6/3/2019) untuk menentukan tanggal dimulainya proses persidangan. Pengacara Meng mengatakan, mereka telah mengajukan pemberitahuan gugatan ke pengadilan tertinggi British Columbia mengenai perihal menangkapan putri pendiri Huawei oleh Otoritas Kanada atas permintaan Amerika Serikat pada 1 Desember lalu di bandara Vancouver karena diyakini melakukan transaksi bisnis yang menyesatkan dengan sebuah perusahaan di Iran. Penangkapan tersebut memicu kegaduhan diplomatik dan hubungan tegang antara Kanada dengan Tiongkok. Beijing menuduh Washington sebagai pelaku yang bermotivasi politik untuk mencederai Huawei.  Beberapa tindakan dilakukan Tiongkok, seperti menahan mantan diplomat Kanada, Michael Kovrig dan pengusaha Kanada Michael Spavor pada 10 Desember silam dalam upaya nyata untuk menekan Kanada agar membebaskan Meng. Sebuah pengadilan Tiongkok juga menjatuhkan hukuman mati pada pelaku tindak pidana berwarga negara Kanada dalam persidang ulang, yaitu membatalkan hukuman penjara 15 tahun yang dijatuhkan sebelumnya.  Juru bicara Agensi Layanan Perbatasan Kanada, Nicholas Dorion, mengatakan, bukanlah sebuah praktik agensi untuk mengomentari perkara-perkara legal sebelum diadakan pengadilan. Seorang juru bicara Departemen Keadilan Kanada merujuk komentarnya kepada agensi perbatasan dan juru bicara the Royal Canadian Mounted Police katakan, mereka tidak tertarik untuk berkomentar. (Hans)

CFO Huawei Tuntut Pemerintah Kanada

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi