JAKARTA, REQNews - Inggris memperluas perlindungan diplomatik kepada Nazanin Zaghari-Ratcliffe, seorang ibu keturunan Iran yang dipenjara di Teheran, pada Jumat (8/3/2019). Tindakan ini dinilai oleh Iran sebagai pelanggaran hukum internasional. Nasib Zaghari-Ratcliffe telah menjadi rebutan antara Teheran dan London sejak penangkapannya di Iran pada Januari 2016. Suaminya, Richard Ratcliffe, mengatakan Zaghari-Ratcliffe menderita berbagai masalah kesehatan. Kurangnya akses medis di penjara memaksanya melakukan mogok makan singkat sebagai bentuk protes pada Januari lalu. Menurut Richard, langkah yang dilakukan Inggris itu menjelaskan kepada Iran bahwa pihak Inggris meyakini istrinya menderita ketidakadilan dan bahwa pemerintah akan terus menekan. "Ini semua adalah langkah yang sangat penting dan disambut, jadi kami sangat senang,” ujar Richard, sepert dikutip dari AFP. Perlindungan diplomatik adalah mekanisme yang jarang digunakan yang memungkinkan negara-negara untuk mencari perlindungan atas nama warganya dengan alasan bahwa mereka telah dirugikan oleh negara lain. Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt mencatat pada Jumat (8/3/2019) bahwa "tidak pernah terjadi untuk seorang individu, kami tidak berpikir, selama lebih dari 100 tahun". Hunt mengatakan dia membuat keputusan karena dia ingin memberi sinyal kepada Iran bahwa Inggris tidak berniat membiarkan Zaghari-Ratcliffe merana di penjara. "Kami berharap Iran akan bereaksi secara konstruktif terhadap hal ini dan memahami bahwa kami tidak akan menghentikan ini," katanya kepada radio BBC, seperti dikutip dari AFP. "Inti dari hal ini adalah seorang wanita yang tidak bersalah, rentan, tidak sehat dan takut dan dia memiliki seorang putri berusia empat tahun. Dia seharusnya tidak membayar harga untuk ketidaksepakatan yang kamu miliki dengan Inggris.” Namun Iran dengan cepat menyebut keputusan Inggris itu sebagai pelanggaran hukum internasional. "Perpanjangan perlindungan diplomatik Pemerintah Inggris kepada Zaghari bertentangan dengan hukum internasional. Pemerintah hanya dapat menggunakan perlindungan semacam itu untuk warga negara mereka sendiri," kata utusan Teheran di London, Hamid Baeidinejad, melalui kicauannya di Twitter Kamis (7/3/2019) malam.Hamid juga mengatakan, ”Karena Pemerintah Inggris sangat sadar, Iran tidak mengakui kewarganegaraan ganda. Terlepas dari residensi Inggris, Zaghari tetap jadi warga Iran.”Zaghari-Ratcliffe adalah manajer proyek di Thomson Reuters Foundation - sebuah lengan filantropi milik kelompok media - dan sering berkunjung ke Iran. Tetapi dia sedang liburan pribadi dan bukan tugas kerja pada saat penangkapannya. Dia dijatuhi hukuman lima tahun penjara pada September 2016 karena diduga berusaha menggulingkan pemerintah Iran. The Thomson Reuters Foundation dan pemerintah Inggris secara konsisten membantah tuduhan terhadapnya. Ratcliffe mengatakan kepada wartawan pada Januari lalu, bahwa pemerintah Iran berusaha membuat istrinya memata-matai pemerintah Inggris untuk mereka ketika dia dibebaskan dari penjara. Namun istrinya menolak permintaan Iran. Dia juga sangat kritis terhadap Teheran karena membantahnya meminta perawatan medis setelah dia mengatakan dia menderita serangan panik dan masalah kesehatan lainnya. Ratcliffe mengatakan pada Jumat lalu bahwa ia berharap keputusan diplomatik itu berarti para pejabat Inggris sekarang dapat mengunjunginya untuk pertama kalinya. Hal ini memungkinkan akses ke dokter independen untuk "memeriksa betapa sakitnya dia". "Sekarang ini secara efektif merupakan kasus pemerintah Inggris," katanya kepada BBC. (Prazz)

Iran: Perlindungan Diplomatik Inggris Langgar Hukum Internasional

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi