JAKARTA, REQnews &ndash; Nama Albertina Ho disebut-sebut Jokowi sebagai salah satu calon kuat dalam jajaran anggota Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Siapakah dia sebenarnya?
Bila ditelusuri Albertina sebenarnya bukanlah nama baru dalam dunia hukum tanah air. Salah satu peristiwa yang ikut melambungkan namanya adalah ketika menangani kasus pengemplangan pajak yang melibatkan Gayus Tambunan.
&nbsp;
Pernah jadi Penjaga Toko Kelontong
Namun jauh sebelum dikenal sebagai &lsquo;Srikandi Hukum&rsquo;, perempuan kelahiran Dobo, 11 Januari 1960 ini, ternyata pernah menjadi penjaga toko kelontong. Albertina cuma tinggal di Dobo hingga kelas 5 SD.
Anak pertama dari tujuh bersaudara ini kemudian pindah ke Ambon untuk melanjutkan pendidikannya. Dengan kondisi ekonomi yang serba pas-pasan, Albertina memilih tinggal di rumah saudara dan sehari-hari ikut membantu menjaga toko kelontong.
Ketika masuk SMA, ia kembali berpindah ke tempat saudara yang lain. Kebetulan sanak keluarganya itu memiliki warung kopi, maka saban hari setelah pulang sekolah hingga malam menjelang, Albertina ikut membantu di tersebut.
Meski banyak kesibukan di rumah, prestasi Albertina tak pernah merosot. Bahkan nilai-nilai mata pelajaran eksaktanya cemerlang. Namun, ia memilih masuk ke jurusan sosial.
Setelah lulus SMA, Albertina diterima di Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada (UGM). Ia meraih gelar sarjana hukum pada 1985. Gelar magister hukum diraihnya dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), setelah ia bekerja sebagai hakim pada 2004.
&nbsp;
Dijuluki Srikandi Hukum
Albertina lantas mendaftar sebagai calon hakim setelah lulus dari UGM. Setelah mengikuti pendidikan calon hakim, ia ditugaskan di Pengadilan Negeri Yogyakarta pada 1986-1990. Kemudian, ia beberapa kali pindah tugas di lingkungan Pengadilan Negeri di Jawa Tengah. Pada 2005, Albertina Ho ditugaskan di Mahkamah Agung sebagai sekretaris Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Yudisial.
Tiga tahun bertugas di MA, Albertina kemudian ditugaskan menjadi hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Di sini namanya kian dikenal, terutama saat menangani kasus penggelapan pajak PT SAT senilai Rp 570 juta yang melibatkan pegawai Ditjen Pajak Gayus Tambunan. Bahkan dalam kasus ini, nama Jaksa Cirus Sinaga juga ikut terseret karena terbukti memalsukan pasal penggelapan dalam kasus tersebut di Pengadilan Tangerang. Ia mendapatkan gelar sebagai srikandi hukum setelah menjatuhkan vonis hukuman penjara tujuh tahun untuk Gayus.
Dari Ibukota negara, Albertina digeser menjadi wakil ketua Pengadilan Negeri Sungai Liat pada 2011. Tak lama kemudian, ia naik pangkat menjadi Ketua Pengadilan Negeri Sungai Liat. Pada 2014, ia ditugaskan menjadi wakil ketua Pengadilan Negeri Palembang. Albertina sempat menjabat sebagai ketua Pengadilan Negeri Bekasi sebelum dipromosikan menjadi hakim tinggi di Pengadilan Tinggi Medan pada 2016.
&nbsp;
Pernah ditawarkan Ikut Seleksi Capim KPK
Di tahun 2015, Albertina sempat diminta Panitia Seleksi (Pansel) Calon Pimpinan KPK untuk mendaftar untuk mengikuti seleksi calon pimpinan (Capim) KPK. Anggota Pansel KPK Yenti Garnasih mengatakan, Albertina sudah terbukti ketegasan dan keberaniannya dalam menangani kasus tindak pidana korupsi.
Bahkan Albertina juga pernah dicalonkan menjadi penerima Yap Thiam Hien Award 2011. Namun, ia menolak nominasinya karena masih terikat kode etik. Ia mengatakan, penghargaan yang bisa diterimanya adalah penghargaan yang berasal dari institusinya sendiri, yakni Mahkamah Agung.
&nbsp;
Sosok yang sederhana
Salah seorang sahabatnya bernama Irma Hutabarat yang menuturkan hal tersebut. Ia mengatakan, Albertina kemana-mana masih menggunakan transportasi umum, seperti kereta api. Padahal, ia mendapat tunjangan puluhan juta rupiah, rumah, dan mobil dinas. Ia juga dinilai sebagai sosok yang teguh dan tidak akan kompromi dalam menjalankan tugasnya sebagai hakim. (Binsasi)
&nbsp;
&nbsp;
&nbsp;
&nbsp;

Albertina Ho, Srikandi Hukum nan Bersahaja Calon Dewan Pengawas KPK

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi