JAKARTA, REQNews - Sandra Day O'Connor adalah hakim agung perempuan pertama di Mahkamah Agung Amerika Serikat. Dia mengabdi sejak pengangkatannya pada tahun 1981 oleh Presiden Ronald Reagan hingga pensiun pada 2006.
Setelah pencalonannya ke Pengadilan, O'Connor dikonfirmasi dengan suara bulat oleh Senat. Sebelum masa jabatan O'Connor di Pengadilan Mahkamah Agung, ia adalah seorang hakim dan pejabat terpilih di Arizona, pemimpin Mayoritas perempuan pertama dari senat negara sebagai pemimpin Partai Republik di Senat Arizona .
Pada 1 Juli 2005, ia mengumumkan niatnya untuk pensiun dan Samuel Alito dinominasikan untuk menggantikan duduknya pada Oktober 2005 dan bergabung dengan Pengadilan pada tanggal 31 Januari 2006.
&ldquo;Beberapa waktu lalu, dokter mendiagnosis saya dengan tahap awal demensia, mungkin penyakit Alzheimer. Karena kondisi ini telah berkembang, saya tidak lagi dapat berpartisipasi dalam kehidupan publik," ujarnya mengenai alasan pengunduran dirinya.
Tatkala dia menjadi hakim di Mahkamah Agung AS, beberapa kali dia mendapat penghargaan sebagai salah satu di antara wanita paling kuat di dunia.
O'Connor mengaku tidak pernah bisa membayangkan bahwa suatu hari dirinya akan menjadi hakim wanita pertama di Mahkamah Agung A.S. "Saya berharap bahwa saya telah menginspirasi orang-orang muda tentang keterlibatan sipil dan membantu membuka jalan bagi para wanita yang mungkin menghadapi hambatan dalam mengejar karier mereka. &rdquo;
Ketika Presiden Ronald Reagan mengangkatnya ke Mahkamah Agung, dia tidak hanya menjadi hakim wanita pertama di negara itu tetapi juga wanita paling berpengaruh di Amerika Serikat.
Sebuah biografi baru, Pertama: Sandra Day O'Connor oleh Evan Thomas berkisah tentang pandangan kehidupan, sebelum, selama, dan setelah kedatangannya di Washington, DC.
O'Connor dilahirkan pada tahun 1930, O'Connor tumbuh di sebuah peternakan seluas 198.000 hektar di Duncan, Ariz. Sembilan mil dari jalan beraspal terdekat, rumah masa kecilnya tidak memiliki air bersih atau listrik sampai dia berusia tujuh tahun.
Sejak awal, orang tua O'Connor, Harry dan Ada Day, mengakui kecerdasan luar biasa putri sulung mereka. Untuk memberinya pendidikan yang baik, mereka mengirimnya untuk tinggal bersama neneknya di El Paso, Tex., Di mana ia bersekolah di Radford School for Girls. Kemudian, ia menghadiri sekolah menengah umum yang lulus keenam di kelasnya di Sekolah Menengah Austin di El Paso.
Dia baru berusia enam belas tahun saat menuju ke Universitas Stanford di Palo Alto, California, lulus dengan gelar sarjana ekonomi sebelum melanjutkan ke Stanford Law.
Ketika remaja banyak pria muda yang berlomba-lomba untuk mendapatkan perhatian O'Connor. Sebelum ia lulus dengan gelar sarjana hukum pada tahun 1952, ia telah dilamar oleh empat orang pria.
Salah satu pria yang melamarnya adalah William Rehnquist orang yang kemudian menjadi Ketua Mahkamah Agung yang menjabat pada saat yang sama dengan O'Conner di MA AS.
Lamaran pernikahan lain datang dari teman sekelas di Stanford, John Jay O'Connor. Itulah lamaran yang diterimanya, dan mereka menikmati pernikahan 57 tahun yang panjang dan penuh kasih.
O'Connor adalah hakim agung yang paling berkuasa di masanya. Selama 24 tahun lebih di pengadilan dari Oktober 1981 hingga Januari 2006, ia adalah orang yang mengendalikan banyak masalah sosial besar, termasuk aborsi, tindakan afirmatif, dan kebebasan beragama.
O'Connor adalah duta besar global untuk aturan hukum dan panutan bagi generasi wanita muda dan terinspirasi untuk percaya bahwa mereka dapat melakukan hal yang sama.
Menjelang akhir masa jabatannya di Mahkamah Agung, O'Connor menghabiskan banyak waktu merawat suaminya, John, yang menderita demensia. Meskipun akhirnya dia memindahkan John ke fasilitas perawatan memori, sungguh luar biasa bahwa dia adalah pengasuh satu-satunya begitu lama.
Sejak pensiun pada 2006, O'Connor menangani masalah yang selalu ia rasakan, mengembangkan pendidikan kewarganegaraan dasar di seluruh AS. Ia menciptakan iCivics, sebuah perusahaan nirlaba yang menggunakan game online untuk mengajarkan pelajaran kewarganegaraan.
&ldquo;Kita harus menjangkau semua kaum muda kita, dan kita perlu menemukan cara untuk membuat orang tua dan muda lebih terlibat dalam komunitas mereka dan dalam pemerintahan mereka,&rdquo; ujar O`Connor.
&ldquo;Saya tidak bisa lagi memimpin karena kondisi fisik saya. Sudah waktunya bagi para pemimpin baru untuk menjadikan pembelajaran kewarganegaraan dan keterlibatan sipil menjadi kenyataan bagi semua orang. "
&nbsp;

Sandra Day O'Connor Hakim Agung Perempuan Pertama di Mahkamah Agung AS

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi