&nbsp;
SERANG, REQnews - Kondisi rumah nenek Sumi di Desa Malanggah, Kecamatan Tunjung Teja, Kabupaten Serang, Banten sungguh jauh dari kata layak. Atap dan temboknya sudah banyak yang bolong dan nyaris ambruk. Bila musim penghujan tiba, ia bersama Darwis (40), putra bungsunya terpaksa mencari bagian rumah yang tak bocor untuk berteduh.
Suaminya sudah lama berpulang. Pun rumah yang mereka tempati adalah milik anak&nbsp;sulungnya yang memilih bekerja merantau ke Angke, Jembatan Tiga, Jakarta.
Saban hari, sang nenek tidur di dapur rumah diselimuti asap tungku.&nbsp;Maklum mereka tidak memiliki kompor gas, maka untuk masak mereka menggunakan kayu bakar. Kondisi kamar mandinya pun cukup memprihatinkan. Meski terpisah dari dapur, namun tak beratap, tanpa pintu dan bak mandi.
<img src="https://photo.reqnews.com/editor/65b88a7be974f25dbf788bd7a87982bd.jpg" border="0" />
Kehidupan mereka sungguh memprihatinkan. Pendengaran nenek Sumi pun sudah terganggu dan jalannya membungkuk seiring usianya yang kian uzur. Yang bikin miris, sang anak juga tidak bisa bekerja karena kaki kirinya lumpuh akibat&nbsp;patokan ular tanah.
Darwin mengaku kaki kirinya digigit ular tanah satu tahun lalu saat berkebun. Akibat tidak ada biaya, luka di kakinya hanya bisa diobati ala kadarnya. Beruntung Darwin tidak sampai meninggal. Namun kini, kakinya tampak menghitam, untuk berjalan harus menggunakan penopang dari kayu yang dia buat sendiri.
Alhasil keduanya pun bertahan hidup dari uluran tangan tetangga maupun saudara. Selain itu, sering mendapatkan bantuan sembako dari personil TNI Korem 064/Maulana Yusuf.
"Kalau makan seketemu aja, ada yang ngasih aja dari tetangga. Alhamdulillah aja dapet sembako dari Pak TNI," katanya, Selasa 26 Mei 2020.
<img src="https://photo.reqnews.com/editor/8960c4a7d266af04f0e402ce67192c49.jpg" border="0" />
Nenek Sumi dan putranya juga mengaku tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah, seperti Jaminan Sosial Rakyat Banten Bersatu (Jamsosratu), Program Keluarga Harapan (PKH) hingga Bansos Tunai (BST) di tengah pandemi covid-19 ini.
Pengalaman senada juga dialami&nbsp;Bakriah (74) yang rumahnya tepat dibelakang rumah nenek Sumi. Ia mengaku belum pernah mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah. Nenek Bakriah bercerita bahwa dia dan beberapa warga lainnya sempat diminta mengumpulkan foto kopi KTP dan Kartu Keluarga (KK), namun hingga kini belum ada tindak lanjutnya. (Bins)
&nbsp;
&nbsp;

Kisah Nenek Sumi, Tinggal di Rumah Reyot dan Jauh dari Perhatian Pemerintah

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi