JAKARTA, REQnews &ndash; Surat berharga diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang, dalam Buku I, Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995, serta juga terdapat pengaturannya dalam hukum internasional, yaitu diatur dalam Uniform Negotiable Instrument Law (NIL), Uniform Commercial Code (UCC 1952) dan Konvensi Genewa 1930.
&nbsp;
Surat berharga memiliki fungsi untuk melaksanakan pembayaran dalam kegiatan bisnis, dan memiliki sifat yang dapat dialihkan kepada pihak lain, baik dengan cara jual beli maupun cara lain yang diperbolehkan menurut peraturan perundang-undangan. Selain dapat digunakan sebagai alat pembayaran, surat berharga juga dapat diuangkan tanpa diperlukannya pembuktian keabsahan perikatan dasar.
&nbsp;
Bentuk-bentuk surat berharga dapat berupa commercial paper, negotiable instrumen, waarde van papieren, wesel, cek m surat sanggup, promes atas tunjuk, kuitansi atas tunjuk, yang dapat beralih layaknya uang. Sedangkan surat yang berharga seperti ijazah, Kartu Tanda Penduduk, Sertifikat, Piagam dan lain-lain.
&nbsp;
Fungsi dan penggunaannya juga memiliki perbedaan mendasar, surat berharga diterbitkan untuk alat pembayaran sehingga dapat berfungsi secara umum dan diterima untuk umum, di lain pihak surat yang berharga ialah berharga bagi si pemilik barang atau benda tersebut, karena sebagai alat bukti bagi orang yang namanya disebutkan dalam dokumen yang dimilikinya, sebagai alat pendukung.
&nbsp;
Karakteristik dari surat berharga ialah bersifat obyektif karena kebendaan yang diakui untuk pembayaran dan diterima pengalihannya tanpa mengurangi nilai dari surat berharga. Surat yang berharga bersifat subyektif karena teruntuk kepentingan yang terbatas bagi si pemilik surat yang berharga, sehingga tidak ada nilai yang dimiliki sebagai alat pembayaran yang diterima oleh umum dan tidak dapat diperdagangkan.
&nbsp;
Sehingga dari karakteristik, sifat dan bentuk masing-masing surat berharga dan surat yang berharga, dapat disimpulkan bahwa surat berharga menganut asar legitimasi formal yang mudah diperalihkan, dan surat yang berharga menganut asas legitimasi material yang sulit untuk diperalihkan.
&nbsp;
Penulis: Hans Gilbert Ericsson
&nbsp;

Kenali Surat Berharga, Ternyata Berbeda dengan Surat yang Berharga

Berita Terkait

Berita Rekomendasi