Athena, REQNews.com -- Yang kita ketahui tentang Putri Duyung, seperti semua orang di muka Bumi ini, pasti sama. Yaitu mahluk dengan kepala dan tubuh bagian atas wanita dan bagian bawah ikan.Namun, pernahkah kita bertanya dari mana mahluk folklorik ini berasal? Lebih tepatnya dari budaya mana?Anna Wichmann, dalam tulisannya di <a href="https://greekreporter.com/2022/09/03/history-of-mermaids-and-their-origins-in-ancient-greek-sirens/">Greek Reporter</a>, menelusuri konsep kontemporer Putri Duyung ke sosok Sirene -- sosok dalam mitologi Yunani Kuno. Namun, banyak fakta memperlihatkan sosok Putri Duyung ditemukan di seluruh dunia.Sirene bukan Putri Duyung dalam pemahaman kita, tapi sosok menakutkan yang digambarkan sebagai setengah wanita dan setengah burung. Sirene duduk di atas tebing berbatu di sepanjang laut, menyanyikan lagu-lagu indah menggoda.Sirene berharap menjerat pelaut, memikat mereka ke bebatuan bebahaya, yang menyebabkan kapal karam.Dalam The Odyssey, Homer bercerita tentang Odysseus yang diperingatkan oleh penyihir Circle tentang lagu Sirene yang tak tertahankan. Odysseus penasaran dan melawannya.Dikisahkan, Sirene akan mati jika ada yang mendengar nyanyiannya tapi melawannya. Sirene melompat ke laut dan mati.Pada periode Helenistik, Sirene tidak digambarkan sebagai mahluk setengah wanita setengah burung, tapi Putri Duyung, atau wanita cantik berekor ikan. Penggambaran ini masih ditemukan dalam seni sampai periode Bizantium.Teks Yunani Bizantium abad kesembilan menggambarkan Sirene sebagai mahluk air. Sedangkan Suda abad kesepuluh menggambarkan Sirene sebagai mahluk burung.Bestiaries Kristen abad pertengahan juga menggambarkan Sirene sebagai wanita cantik berekor ikan, bukan kaki burung. Dalam cerita rakyat Eropa, Putri Duyung digambarkan bernyanyi, punya suara sangat merdu yang mampu membuat kapal terdampar dan pelaut menuju kematian. Putri Duyung PertamaVersi lain menyebutkan kisah pertama tentang Putri Duyung berasal dari Assyria kira-kira seribu tahun sebelum Masehi (SM). Dikisahkan, Dewi Atargatis mencintai manusia fana, dan tanpa sengaja membunuh orang yang dicintainya.Dewi Artagatis melompat ke danau dan mengambil bentuk setengah ikan setengah menusia karena malu atas tindakannya. Namun, air tidak bisa menyembunyikan kecantikan ilahi-nya.Lucian dari Samosata, penulis Hellenized Syria, mengatakan banyak yang percaya sang dewi mengambil bentuk ikan sepenuhnya. Selama berabad-abad, kisah ini mempengaruhi kebiasaan makan ikan di wilayah itu.Sejarawan Pliny the Elder, yang menulis pada abad pertama Masehi, mengatakan ada banyak penampakan Putri Duyung di sepanjang Pantai Galia.Menurut penulis kuno, gubernur Galia menulis surat kepada Kaisar Augustus untuk mengabarkan banyak tubuh Putri Duyung terdampar di sepanjang pantai.Di era Yunani Utsmaniah ada legenda tentang Thessaloniki, saudara perempuan Alexander The Great. Menurut cerita, Thessaloniki berubah menjadi Putri Duyung saat dinyatakan mati di Laut Aegea.Legenda mengatakan Thessaloniki bertanya kepada setiap kapal yang lewat; "Apakah Alexander The Great masih hidup?"Jawaban yang benar atas pertanyaan itu adalah; "Dia hidup, memerintah, dan menaklukan dunia." Jika puas dengan jawaban itu, Thessaloniki akan menenangkan air laut dan kapal selamat. Jika tidak, terjadi badai yang menenggelamkan kapal. Dokumentasi TiongkokSitus <a href="https://www.thefactsite.com/are-mermaids-real/">thefactsite.com</a> menulis Putri Duyung berasal dari kisah Merfolk atau Merpeople, manusia yang tinggal di air. Putri Duyung adalah nama representasi perempuan mahluk mistis itu.Mermen adalah laki-laki penghuni air. Mermaid adalah wanita penghuni air.Tidak ada bukti mereka nyata, karena cerita Putri Duyung muncul dalam cerita rakyat. Namun, situs itu tak menyebut mermen dan mermaid itu berasal dari mana.Putri Duyung ditampilkan dengan beragam karakter. Ada yang menyebutnya mahluk jahat, penggoda di laut, tapi tak sedikit yang menampilkannya sebagai wanita cantik dan anggun.Salah satu dokumentasi pertama tentang Putri Duyung berasal dari teks Cina yang ditulis abad keempat sebelum Masehi (SM). Shanhaijing, teks klasik Cina, berbicara tentang jiaoren, yang diterjemahkan sebagai manusia hiu, dan banyak dikutip di seluruh teks abad pertengahan.Di Barat, dokumentasi pertama tentang Putri Duyung muncul pada abad keenam Masehi. Yang menjadi dasar penulisan adalah The Odyssey karya Homer. Columbus Melihat Putri DuyungPenampakan Putri Duyung yang didokumentasikan paling terkenal adalah catatan Christopher Columbus, pelaut Italia penemu benua Amerika.Pada 9 Januari 1493, demikian Colombus menulis di buku catatannya, saya menyaksikan sesuatu yang ajaib dan belum pernah terlihat sebelumnya."Di lepas pantai Afrika, saya menyaksikan tiga Putri Duyung terangkat ke atas permukaan laut," tulis Columbus.Columbus menggambarkan mereka sangat berbeda dari cerita rakyat. Putri Duyung tidak seindah dan ajaib, tapi sederhana dan seperti ikan dengan wajah manusia.Disebutkan, Colombus menyadari kesalahannya. Yang dia lihat adalah manate, atau mahluk laut lainnya yang bisa disamakan dengan Putri Duyung jika dilihat dari kejauhan.

Sejarah Putri Duyung: Dari Cerita Dewi Atargatis Sampai Kesaksian Christopher Columbus

Berita Terkait

Berita Rekomendasi