JAKARTA, REQnews - Berangkat dari pengalaman pribadi sejumlah cerita pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), buku dengan judul "Perlawanan Sehormat-hormatnya" dibuat sebagai pengingat bagi semua orang bahwa berani jujur itu harus dicap hebat, bukan dipecat.&nbsp;Buku ini menyajikan kumpulan cerita pegawai KPK yang mencintai tugas dan pekerjaannya. Juga berbagai ancaman yang dihadapi.Cerita yang disajikan sangat apik, bagaimana cerita masuk KPK, lalu bergumul asyik dengan pemberantasan korupsi.Melalui buku ini, penulis tidak hanya mengisahkan bagaimana melawan korupsi di balik layar, cerita ganjil Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), juga ampuhnya operasi tangkap tangan dalam meringkus koruptor.&nbsp;Serangan air keras ke wajah penyidik senior Novel Baswedan, mereka tulis dengan sangat pedih. Serta penyidik berjibaku mengurus kasus Harun Masiku."Peristiwa TWK yang mengantarkan saya dan 57 &nbsp;pegawai lainnya ke akhir tugas di KPK menggambarkan perjuangan 58 pegawai yang dinilai berbeda dengan pegawai lainnya, berbeda karena dianggap mengganggu kepentingan-kepentingan koruptor, tanpa mengurangi pandangan atas inetgritas pegawai yang lulus TWK," dikutip dalam buku Perlawan Sehormat-hormatnya, Jumat 2 Desember 2022.Ada drama heroik pegawai KPK tidur telentang persis di depan pintu kamar Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novato yang sedang dirawat di rumah sakit, demi memastikan dia tidak kabur.&nbsp;Mereka telah melawan pembusukan KPK dengan sebaik-baiknya, sehornat-hormatnya.&nbsp;&nbsp;

Diangkat dari Kisah Nyata, Buku Perlawanan Sehormat-hormatnya Berisi Cerita Pegawai KPK yang Disingkirkan dari Lembaga Antikorupsi

Berita Terkait

Berita Rekomendasi