JAKARTA, REQnews - Aristoteles adalah salah satu filsuf terbesar dalam sejarah dunia, yang mewariskan banyak gagasan penting dalam perkembangan kehidupan manusia dari masa ke masa.Sang filsuf besar lahir pada 384 SM, dan diperkirakan meninggal dunia pada 7 Maret 322 SM.Dasar-dasar logika, silogisme hingga konsep bernegara adalah sederet gagasan warisan sang murid dari Plato ini. Namun, Aristoteles juga dikenal sebagai filsuf astronomi, yang memiliki pandangan tersendiri akan alam semesta.Menurut Aristoteles, Bumi adalah pusat dari alam semesta. Ada sembilan bola yang berputar mengelilinginya, yang pertama adalah Bulan.Kemudian, Merkurius, Venus, dan keempat tentu saja Matahari.Pemikiran Aristoteles telah membawa pengaruh besar bagi keyakinan masyarakat Yunani kuno akan alam semesta.Bagi Aristoteles, perumpamaan semesta ibarat seperti bawang. Ia membagi kosmos menjadi dua, dan Bulan, Matahari, serta planet-planet berputar mengelilinginya dalam orbit melingkar sempurna.Berbeda dengan teori Big Bang atau sejenisnya ciptaan kaum empiris, Aristoteles menyatakan bahwa seluruh langit dan setiap fraksi materi yang dimiliki alam semesta terbentuk dari elemen kelima, yang disebutnya 'aether' (juga ditransliterasikan menjadi ‘ether’), yang konon ringan dan ‘tidak dapat rusak’.Aether, juga disebut saripati, adalah materi yang mengisi wilayah alam semesta di atas bola terestrial. Keyakinan Aristoteles akan kekuatan metafisika dalam perwujudan serta penciptaan semesta begitu kuat, berseberangan dengan perkembangan pemikiran ratusan bahkan ribuan tahun setelah eranya yang sangat materialistik, namun tak punya landasan kausalitas yang kokoh.

Aristoteles dan Pandangannya tentang Alam Semesta

Berita Terkait

Berita Rekomendasi