Wallachia, REQNews.com -- Keduanya adalah ayah dan anak. Vlad Dracul(a) sering ditulis Vlad II dan Vlad The Impaler disebut Vlad III. Mereka adalah karakter sejarah yang bertolak belakang, tapi dikacaukan Bram Stoker lewat novel terkenalnya; Dracula.Stoker tidak sepenuhnya melahirkan sosok imajiner penghisap darah. Situs <a href="https://historycollection.com/12-unexpected-facts-about-vlad-the-impaler-the-real-dracula/">historycollection.com </a>menulis Stoker menghabiskan waktu cukup lama untuk meneliti mitos dan takhayul vampir di Eropa Tengah dan Timur yang dipopulerkan John Polidori tahun 1819 lewat buku The Vampyre.Stoker juga meneliti sejarah pergolakan di wilayah antara Hongaria dan Rumania. Ia meneliti biografi Vlad III, panglima perang Wallachia bernama asli Vlad Tepes, dan Vlad Dracula. Menariknya, Stoker mengambil nama Dracula untuk sosok siluman penghisap darah, bukan Tepes atau Vlad Tepes.Mungkin nama Vlad Tepes tidak menarik. Nama Dracula dianggap lebih seksi yang memuculkan kengerian bagi pembaca modern. Padahal, sosok yang menginspirasi Stoker untuk menciptakan sosok siluman penghisap darah itu adalah Vlad Tepes bukan Vlad Dracula. Vlad DraculaDracul(a) adalah kata dalam Bahasa Slavonik yang artinya anak naga. Namun, tak jarang dracula disalahartikan oleh sarjana, yang tergoda omong kosong mitologis karya Stoker, sebagai anak iblis.Vlad Dracul(a) menghabiskan sebagian masa kecilnya di Buda, kota yang kini bernama Budapest dan menjadi ibu kota Hongaria. Ayahnya adalah Mircea I, panglima dari Wallachia, yang menjalin aliansi dengan Sigismund dari Luksemburg dan Raja Hongaria.Selama di Buda, Dracul(a) mendapat pendidikan berbagai bahasa asing dan mempersiapkan hidup dalam politik Eropa. Ia melakukan perjalanan ke sekujur Eropa; Roma, Praha, Nuremberg, dan Transylvania.Ketika terjadi perselisihan takhta Wallachia sepeninggal ayahnya, Vlad Dracul(a) membentuk aliansinya sendiri. Tujuannya adalah memperoleh kembali takhta Wallachia dari tangan saudara tirinya.Vlad Dracul(a) akhirnya merebut kembali takhta Wallachia tahun 1436 dengan bantuan Hongaria. Namun ketika Hongaria dikalahkan Turki Utsmania, Vlad Dracul(a) terpaksa bersumpah setia kepada Sultan Mura II dan membayar upeti.Sesuatu yang tak dinyana terjadi ketika tahun 1442 John Hunyadi dari Transylvania menghentikan invasi Turki Utsmania. Vlad Dracul(a) menghadapi kenyataan pahit harus dijebloskan ke penjara dengan tuduhan pengkhianatan.Setahun kemudian Vlad Dracul(a) dibebaskan dan menikmati kekuasaannya sebagai orang nomor satu di Wallachia, tapi tak lama. Tiga tahun kemudian, tepatnya tahun 1447, anak buah Hunyadi menghabisinya. Vlad The ImpalerVlad Tepes atau Vlad The Impaler lahir tahun 1428 ketika ayahnya tinggal di Shighisoara, Transylvania. Ia ditempa sebagai putra mahkota yang harus memiliki banyak kemampuan, fisik yang kuat, dan punya kemampuan perang mumpuni.Ia menunggang kuda tanpa pelana pada usia lima tahun. Bersama anak-anak bangsawan Sighisoara, Vlad Tepes belajar cara menjebak kelinci, membunuh elang dengan ketapel, dan lainnya.Setelah ayahnya, Vlad Dracul(a) merebut kembali takhta Wallachia, Vlad Tepes kembali ke tanah nenek moyangnya. Saat itu usianya delapan tahun. Ia mendapat pelajaran lebih baik tentang semua hal; memanah, bermain pedang, etiket istana, dan menunggang kuda dengan benar. Ia adalah murid yang baik.Vlad Tepes juga mengikuti pelajaran bahasa Italia, humaniora, dan sejarah dunia. Biarawan mengajarkannya bahasa Latin, aksara Sirilik, dan Gereja Tua Slavonik.Sepertinya, Vlad Tepes juga belajar politik. Ia diduga membaca Neagoe Basarab, kompilasi prinsip-prinsip politik yang cocok dengan filosofi kepemimpinan abad ke-15 yang lazim di Wallachia. Negoe Basarab mengajarkan tentang hal ilahi penguasa dan penggunaan teror dalam kepemimpinan yang sukses.Ada sebuah cerita bagaimana sejak kecil Vlad Tepes mengunjungi Case de Dracul untuk menyaksikan para terpidana berjalan kali terakhir sebelum digantung di Jevelers 'Donjon. Vlad Tepes memiliki kegemaran menyaksikan orang tewas tersiksa secara mengerikan.Vlad Tepes tidak segera berkuasa setelah kematian ayahnya. Ia terombang-ambing di antara dua kekuatan; Hongaria dan Turki Ottoman. Pada akhirnya, keduanya menjadi lawan.Ia dibantu Pasha Mustafa Hassan, panglima Turki, untuk menggulingkan Vladislav II, pelayat setia Hunyadi yang dicurigai berada di balik pembunuhan Vlad Dracul(a), tapi dua bulan kemudian digulingkan tentara Hongaria.Iklim politik berubah. Vladislav II menjadi sekutu Turki. John Hunyadi, suka atau tidak, merasa perlu merangkul Vlad Tepes. Entah bagaimana Vlad Tepes setuju dirangkul.Hunyadi meninggalkan Tepes di Sibiu untuk mengawasi jalur Transylvania dan memastikan Vladislav II tidak bergerak. Di luar dugaan, tanpa dukungan Vladislav II, pasukan Turki Ottoman kalah telak.Berikutnya adalah Vlad Tepes membangun reputasi sebagai The Impaler. Ia menyaduk lawan-lawannya, tidak hanya pasukan Turki Utsmania tapi juga pengikut Vladislav II.Dari peristiwa ini, Bram Stoker membangun imajinasinya tentang mahluk siluman bergelar count yang haus darah. Namun, mengapa Stoker harus menggunakan nama Dracul(a), bukan Tepes atau The Impaler.

Antara Vlad Dracul(a) dan Vlad The Impaler, Siapa Paling Kejam dan Biadab?

Berita Terkait

Berita Rekomendasi